PUASA Ramadhan bukan soal menahan diri dari lapar dan haus. Di momen ini, umat Muslim juga diminta untuk menjaga lisan dan pikiran yang bersifat negatif.
Hal tersebut ternyata mampu menyehatkan mental. Beberapa ahli dan sejumlah penelitian menunjukkan bukti bahwa puasa Ramadhan berkorelasi dengan mental yang sehat.
Disampaikan dr Walid Abdul-Hamid, seorang konsultan psikiater, menjalankan puasa Ramadhan memungkinkan bagi seseorang untuk mengembangkan perilaku baik dan meningkatkan jumlah perbuatan baik.
"Di bulan ini, banyak orang berlomba melakukan kebaikan kepada sesama. Tak hanya itu, Ramadhan juga merupakan momen saling terhubung kembali dengan keluarga atau orang terdekat," jelas dr Wahid dalam laman priory group, dikutip MNC Portal, Jumat (31/3/2023).
Dari tindakan itu, sambung dr Wahid, secara otomatis tubuh mengeluarkan yang namanya hormon endorfin atau hormon kebahagiaan. Dari situ jugalah kemudian harga diri seseorang bisa naik, karena sudah melakukan perbuatan terpuji.
Itu pun dibenarkan dalam satu penelitian. Dikatakan di sana, tindakan terpuji yang dilakukan seseorang itu meningkatkan endorfin. Lewat perasaan nyaman dan bahagia yang muncul, membantu orang dapat melawan rasa kesepian atau keterasingan.
"Melakukan amal kebaikan juga meningkatkan harga diri seseorang," jelas penelitian tersebut.