Ogoh-ogoh yang dibuat secara swadaya oleh banyak masyarakat akan memberikan gambaran pada kita untuk mau melihat hal-hal negatif yang kita miliki.
Kemudian itu akan membuat kita menyadari bahwa hal tersebut bukanlah hal yang pantas untuk ditakuti. Melainkan untuk di cermati dengan seksama agar kita dapat memahaminya.
Selain itu, ogoh-ogoh yang diarak keliling desa bertujuan untuk menarik setan-setan di sekitar. Masyarakat Bali percaya jika setan-setan di Bali akan mengikuti ogoh-ogoh yang dianggap rumah oleh para setan.

Kemudian setan-setan tersebut akan turut dibakar bersama dengan ogoh-ogoh yang dianggap rumahnya itu.
Pembakaran ogoh-ogoh di akhir pengarakan juga dimaksudkan bahwa biarlah sifat-sifat negatif itu hilang. Dengan demikian, masyarakat dapat memaknai nyepi dengan kehidupan yang benar-benar baru kembali.
(Salman Mardira)