Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Merebaknya Kasus Leptospirosis, IDI: Diabetes, Ginjal hingga Lupus Bisa Bikin Tambah Parah!

Kevi Laras , Jurnalis-Rabu, 08 Maret 2023 |18:05 WIB
Merebaknya Kasus Leptospirosis, IDI: Diabetes, Ginjal hingga Lupus Bisa Bikin Tambah Parah!
merebaknya kasus penyakit Leptospirosis, (Foto: Freepik)
A
A
A

PENYAKIT Leptospirosis tengah kembali merebak di Indonesia, seiring dengan seringnya hujan besar turun selama beberapa waktu belakangan ini.

Contohnya yang terbaru terjadi di Provinsi Jawa Timur, diketahui baru saja melaporkan kasus penyakit Leptospirosis, dengan total kasus per 5 Maret 2023 sudah mencapai 249 kasus dan 9 angka kasus kematian.

Leptospirosis yang memang jadi salah satu penyakit infeksi langganan yang wajib diwaspadai di musim hujan ini, diungkap dr. Muchlis Achsan Udji Sofro SpPD KPTI dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) cabang Semarang dan Ketua Divisi Penyakit Infeksi, tak boleh dianggap remeh karena keparahan berat bisa dialami jika dibarengi dengan kondisi penyakit lain.

“Komorbid ini yang bisa membuat kondisi lebih parah, ketika seseorang kena leptospirosis. Diabetes melitus, ginjal kronis, hati kronis, dan juga orang yang sedang menjalani kemoterapi, serta penyakit lupus yang sering menggunakan obat penenang sistem imunitas," jelas dr Muchlis, dalam gelaran Media Grup Interview bersama IDI secara daring, Rabu (8/3/2023).

"Penyakit inilah yang harus dikendalikan," tegasnya. 

Dari keterangan dr. Muchlis, sama halnya dengan Jawa Timur, di Semarang juga sudah ada kasus leptospirosis di Semarang. Dilaporkan dari Januari sampai Febuari 2023 sudah ada 29 kasus dan 6 orang meninggal dunia akibat Leptospirosis, dengan rincian lebih banyak terjadi pada wanita dewasa.

 BACA JUGA:

"Berdasarkan data yang terlaporkan sejak Januari 2023, terlaporkan ada 16 kasus Leptospirosis. Rinciannya 12 wanita dan 4 pria, kemudian Februari 2023 ada tujuh kasus yakni 6 wanita 1 pria, jadi ada 23 kasus dan yang meninggal itu 6," papar dr. Muchlis

“Ini usia 18 tahun ke atas atau usia dewasa, karena aktivitas dan mobilitas yang tinggi. Kemudian kontak dengan daerah banjir juga tinggi, sementara kalau anak-anak begitu ada banjir kan dititipkan ke keluarga yang tak kena,” pungkasnya.

(Rizky Pradita Ananda)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement