Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

397 Kasus Campak di Papua Tengah, Wamenkes Dante Sebut Sudah KLB

Kevi Laras , Jurnalis-Rabu, 08 Maret 2023 |14:05 WIB
397 Kasus Campak di Papua Tengah, Wamenkes Dante Sebut Sudah KLB
KLB Campak, (Foto: The Journal)
A
A
A

PENYAKIT Campak tengah merebak di Papua Tengah, tak tanggung-tanggung angka kejadiannya diketahui sudah mencapai 397 kasus per 5 Maret 2023.

Melihat kondisi di lapangan, Wakil Menteri Kesehatan RI, Prof Dante Saksono Harbuwono menyebutkan saat ini memang sudah ditetapkan kejadian luar biasa (KLB) untuk penyakit campak. Bukan hanya di Papua Tengah, tapi juga di beberapa daerah lainnya.

"Jadilah KLB yang terjadi di beberapa daerah,” ujar Prof Dante kala ditemui dalam acara Peluncuran Permenko No 7 Tahun 2022 tentang Pencegahan dan Pengendalian Zoonosis dan Penyakit Infeksius Baru di Jakarta, Rabu (8/3/2023).

KLB Campak di berbagai daerah, Wamenkes menambahkan Kemenkes akan segera mengevaluasi sekaligus menggenjor, mengejar vaksinasi campak.

“Nanti kita akan evaluasi, dan optimalisasi untuk melakukan vaksinasi terutama KLB yang sudah spesifik KLB, yang sudah ada campak (seperti) di Papua,” tambahnya.

Terkait merebaknya kasus penyakit campak di masyarakat, hingga harus ditetapkan sebagai KLB, Dante mengatakan peningkatan kasus campak ini memang tak bisa ditampik sebagai akibat dari rendahnya cakupan vaksinasi selama pandemi Covid-19. Situasi yang membuat jadwal imunisasi rutin anak jadi tertunda dan bahkan terbengkalai.

Berdasarkan data, diungkap Wamenkes Dante, rendahnya cakupan vaksinasi di Indonesia.

"Sedang kita tangani dari dampak vaksinasi yang rendah di daerah itu, akibat pandemi sekitar 70 persen menurun dan di posyandu juga turun dari 75 ke 70 persen,” kata Wamenkes Dante.

KLB penyakit yang sebetulnya bisa dicegah dengan imunisasi contohnya seperti campak ini, sebenarnya juga sudah diprediksikan oleh pemerintah karena melihat tren vaksinasi menurun.

 BACA JUGA:

“Dampak (rendahnya cakupan imunisasi) baru kelihatan setelah beberapa waktu, atau beberapa bulan. Sudah kami prediksikan kalau ini bisa terjadi, selama 1 tahun atau 6 bulan setelahnya," pungkasnya.

(Rizky Pradita Ananda)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement