Tidak hanya penduduk berusia lanjut, sebagian siswa Myanmar juga sering mengenakan longyi ke sekolah. Mereka menganggap bahwa longyi merupakan bagian dari uniknya budaya Myanmar.
Sarung khas Myanmar tidak bisa dipakai oleh sembarang gender, karena tidak didesain unisex. Sarung untuk laki-laki biasanya memiliki pola polos, kotak-kotak atau bergaris. Cara memakainya dengan membuat simpul sebagai penahan longyi, atau bisa juga melipatnya hingga menyerupai celana pendek.
Longyi untuk perempuan memiliki desain yang lebih beragam, seperti bunga dan desain populer. Longyi juga dilengkapi dengan pita hitam di pinggang, sehingga hanya bisa dipakai satu arah.
Tidak ada waktu khusus untuk mengenakan longyi. Penduduk bahkan memakainya hampir setiap hari, tak jarang digunakan juga dalam aktivitas olahraga dan bertani.
Bukan hanya dipakai oleh penduduk lokal, wisatawan pun diizinkan untuk memakai longyi saat berkunjung ke Myanmar lho.
(Rizka Diputra)