SUSU kental manis (SKM) sangat familiar di Indonesia karena dianggap susu dan dijual dengan harga yang terjangkau. Ternyata tidak semua anak bisa minum, khususnya di usia 5 tahun.
Dokter Spesialis Anak dr. Agnes Tri Harjaningrum, Sp. A mengatakan, anak masih membutuhkan air susu eksklusif (ASI). Bahkan ia mengingatkan kalau susu kental manis bukanlah pengganti susu ataupun susu, tetapi hanya topping untuk makanan atau minuman.
"Susu kental manis bukan pengganti susu harian, kapan boleh? kalau di bawah 5 tahun nggak boleh minum SKM. BPOM juga menjelaskan SKM itu untuk topping bukan susu, jadi pemberian ASI dibutuhkan anak 6 bulan sampai setahun," jelas dr Agnes dalam Media Diskusi Salah Kaprah Susu, Kesehatan Anak dan Peran Media Sosial di Jakarta.
BACA JUGA: Viral Anak Minum Susu Kental Manis dan Kopi Susu, Dokter: Bisa Bikin Stunting!
Sehubungan dengan susu kental manis, dr Agnes menerangkan dampak jangka pendek dan panjang bagi anak. Untuk dampak jangka pendek bisa membuat anak obesitas.
Sementara jangka panjangnya, selain stunting pada anak, bisa juga memicu penyakit lainnya. Untuk mencegah stunting atau penyakit lain, orangtua bisa memaksimalkan ASI ataupun MPASI pada anak untuk memenuhi gizinya.
"Kalau mau sesuai arahan WHO dan IDAI kalau mau melahirkan anak yang berkualitas tentu harus MPASI yang benar. Banyak banget yang salah seperti pemberian susu kental manis di masa MPASI di bawah usia 1 tahun. Jangka pendek bisa memicu mal nutrisi seperti sindrom metabolik dan obesitas. Kalau jangka panjang bisa diabetes, kolesterol, jantung dan ujung-ujungnya jadi stunting," ungkap dr Agnes.
(Dyah Ratna Meta Novia)