AKSI pengendara Fortuner merusak dan menabrakkan diri ke mobil Brio viral di media sosial. Pengendara Fortuner yang diketahui bernama Giorgio Ramadhan itu akhirnya ditetapkan sebagai tersangka.
Ia menyerahkan diri ke Polres Jaksel dengan datang sendiri pada 12 Februari 2023. Aksinya yang viral karena brutal mengamuk di jalan raya, membuat isu arogansi pengendara mobil SUV berjenis bermerek Pajero dan Fortuner kembali ramai dibahas.

Tak hanya kali ini, pengendara Pajero dan Fortuner melakukan arogansi di jalanan kepada pengemudi lain. Dikutip dari berbagai sumber, ada beberapa alasan penyebab pengemudi Pajero dan Fortuner dianggap arogan oleh banyak orang. Berikut ulasannya untuk Anda.
1. Berikan pengaruh psikis
Pengamat otomotif, Bebin Djuana menjelaskan mengemudikan mobil dengan bodi lebih besar secara tidak langsung memberikan pengaruh psikis kepada pengendara. Meski tak semua, pengendara mobil seperti Toyota Fortuner dan Pajero Sport cenderung arogan.
“Ini kembali lagi ke perilaku berkendara. Jika menempatkan diri sesuai dengan porsinya, maka kita bisa berkendara dengan bijak. Hanya saja mobil SUV ini kan bodinya lebih besar jadi merasa perlu diutamakan,” kata Bebin saat dihubungi MNC Portal beberapa waktu lalu.
2. Makin percaya diri
Saat mengendarai mobil dengan bodi lebih besar, Bebin menjelaskan psikis pengendara merasa harus mendapat prioritas di jalan. Mengendarai mobil SUV semacam Fortuner dan Pajero Sport juga membuat pengendara lebih percaya diri.
“Pengaruh badan mobil yang lebih besar jadi salah satu pemicu pengendara SUV lebih arogan di jalan raya. Padahal semua pengguna jalan sama saja, dan ini biasanya dilakukan oleh mereka yang masih berusia remaja,” ujar Bebin.
3. Dapat pengakuan
Sebagian besar pengendara yang berperilaku arogan adalah mereka yang mengemudikan Toyota Fortuner dan Pajero Sport. Kedua mobil SUV tersebut memang telah mendapat pengakuan mobil gagah dan bernilai tinggi.
“Sebenarnya kita tidak bisa menyalahkan mobilnya, tapi perilaku pengendaranya. Sifat dasar manusia jika menggunakan sesuatu yang lebih baik dan telah diakui orang banyak maka dia akan bertindak di luar kendali jika tak bisa mengendalikan emosinya,” kata Pendiri dan Instruktur Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu saat dihubungi MNC Portal.
4. Merasa di kasta tertinggi
Meity Arianty, STP, M.Psi. mengungkapkan bahwa perilaku tersebut terjadi karena dari alam bawah sadar pengemudi mobil SUV merasa mereka paling besar.
“Ada penelitian yang pernah dilakukan oleh Profesor Psikologi Universitas Helsinki, tahun 2012 yang mengamati bahwa pengemudi mobil mewah cenderung egois. Mereka merasa menjadi kelas atas dan mobil mewah adalah simbol kasta atau kelas sosial yang tinggi,” kata Meity saat dihubungi MNC Portal.
(Vivin Lizetha)