Uji coba tersebut diukur secara fisik, meliputi detak jantung dan aktivitas konduktansi kulit, ditambah dengan diukur serta psikologis dengan laporan ketakutan subjektif. Ini menunjukan bahwa orang bisa memproses informasi secara berbeda, dan lebih rentan terhadap kecemasan di malam hari, walau tak jelas penyebabnya.
Namun, kata Charissa bagi seseorang dengan stres atau gangguan kecemasan, ada faktor lain yang mungkin menyebabkan kecemasan lebih sering hadir di malam hari. Ada juga beberapa faktor yang bisa memperburuk kecemasan di malam hari. Makanya, disarankan untuk menghindari pemicunya tersebut.
BACA JUGA:Studi: Vaksin Covid-19 Bisa Bikin Suntik Botox Kurang Efektif
BACA JUGA:Studi: Remaja Kurang Tidur Berisiko 50 Persen Lebih Tinggi Kena Penyakit Kronis
"Kafein dan stimulan lainnya, perangkat elektronik, stres dan kurang tidur adalah pemicunya. Contohnya minum kafein di jam yang terlalu dekat dengan waktu tidur, mungkin bsia memiliki efek lanjutan yang memperburuk kecemasan di malam hari," pungkasnya.
(Rizky Pradita Ananda)