KEMAJUAN teknologi membuat semua kehidupan manusia pun ikut berubah. Bukan hanya kemudahan dalam menggunakan ojek, belanja, hingga memesan makanan secara online, namun kini kita disuguhkan dengan muncul fenomena mengemis di dunia maya seperti pengemis online.
Belum lama ini warganet disajikan dengan sejumlah lansia rela mandi lumpur demi memperoleh saweran online. Belakangan, salah seorang lansia ini pingsan saat pertunjukan live mandi lumpurnya di salah satu media sosial.
Yang lebih sedihnya, sang pemilik akun dikabarkan bisa membeli kendaraan mewah dari hasil mengemis online tersebut. Sebenarnya apa sih aktivitas mengemis itu.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pengemis memiliki arti orang yang meminta-minta. Namun jika merunut dalam sejarah, aktivitas mengemis bukan meminta minta seperti yang ada seperti saat ini.
Istilah pengemis sebenarnya muncul di abad 18-19 Masehi. Ini berasal dari tradisi Pakubuwono (PB) X (1893-1939 Masehi) saat memimpin Keraton Surakarta yang selalu memberikan sedekah kepada kaum fakir miskin.
Aktivitas tersebut dilakukan setiap upacara adat kamisan. Pada hari Kamis, Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat mengadakan sedekah kepada masyarakat yang berjajar rapi di pinggir jalan dengan menyebarkan udhik udhik atau uang koin.