Kemudian, lanjut Mei, teori frustasi-agresi Zastrow & Browker juga menyatakan bahwa kekerasan sebagai suatu cara untuk mengurangi ketegangan yang dihasilkan situasi frustasi.
Teori ini berasal dari suatu pendapat yang masuk akal bahwa seseorang yang frustasi sering menjadi terlibat dalam tindakan agresif. Orang frustasi sering menyerang sumber frustasinya atau memindahkan frustasinya ke orang lain.

"Contohnya seperti yang dilakukan Ferry, seandainya betul ia melakukan KDRT kepada Venna Melinda dan dari beberapa cerita bahwa di pengalaman rumah tangga sebelumnya sosok pria itu juga melakukan hal yg sama, artinya ia masuk kategori ini," papar Mei.
"Artinya, Ferry bisa jadi frustasi, entah karena apa, bisa cemburu, merasa gak berdaya, atau ingin menunjukkan kekuasaannya, sehingga ia melampiaskan rasa frustasinya dengan kemarahan atau agresif," jelasnya.
Namun, secara umum tindakan KDRT acap kali terjadi berhubungan dengan banyak hal. Psikolog Mei merangkumnya sebagai berikut:
1. Karakteristik kepribadian seseorang
2. Sifat agresif
3. Pemahaman agama yang salah
4. Kurang komunikasi
5. Ketidakharmonisan di dalam rumah tangga