Dari kejadian inilah muncul gagasan bagi umat Kristiani, bahwa pohon cemara adalah perlambang dari Kristus dan kehidupan yang baru. Sejak saat itu, masyarakat Jerman mengenal pohon cemara sebagai pohon Natal dan meyebarkannya ke seluruh dunia.
Sementara itu di banyak negara diyakini bahwa pepohonan akan menjauhkan dari penyihir, hantu, roh jahat, dan penyakit. Apalagi ranting cemara mengingatkan mereka pada semua tanaman hijau yang akan tumbuh lagi saat dewa matahari kuat dan musim panas akan kembali.
Sebab, banyak orang kuno percaya bahwa matahari adalah dewa dan musim dingin datang setiap tahun karena dewa matahari menjadi sakit dan lemah. Mereka merayakan titik balik matahari karena itu berarti dewa matahari akhirnya akan sembuh.
(Salman Mardira)