PEMERINTAH Desa Bulu Hadek, Kecamatan Teluk Dalam, Kabupaten Simeulue, Aceh, mengembangkan objek wisata hutan mangrove (bakau) guna meningkatkan kunjungan wisatawan serta menumbuhkan perekonomian masyarakat.
Kepala Desa Bulu Hadek, Juliandani berujar bahwa potensi wisata hutan mangrove di daerah tersebut cukup menjanjikan dan layak dikembangkan menjadi destinasi pariwisata.
"Luas hutan mangrove yang akan kami kembangkan sebagai objek wisata mencapai enam hektare. Kami optimis jika hutan mangrove itu dikembangkan bisa meningkatkan kunjungan wisatawan," kata Juliandani, mengutip Antara.
Menurut Juliandani, pengembangan objek wisata hutan mangrove tersebut dikerjakan masyarakat desa. Sedangkan dana pengembangannya menggunakan anggaran dana desa.

"Pengembangan objek wisata hutan mangrove tersebut menggunakan dana desa yang dikerjakan secara swakelola oleh masyarakat. Kami juga berharap pemerintah daerah mendukung pengembangan objek wisata tersebut, sehingga desa kami menjadi desa wisata andalan di Pulau Simeulue," paparnya.
Pada 2019 lanjutnya, objek wisata hutan mangrove tersebut sudah pernah dikembangkan dan dikelola dengan baik hingga menjadi destinasi pariwisata andalan di Kabupaten Simeulue.
Namun karena pandemi Covid-19, kunjungan wisatawan ke hutan mangrove tersebut berkurang drastis, sehingga infrastruktur pendukungnya mengalami kerusakan. Selain itu, pengelolaannya terpaksa dihentikan.