PERNAH menjadi kota termasyur di zamannya, Pompeii kini menjelma menjadi kota mati yang hilang dari peradaban. Kota yang berada di Italia ini hilang disapu letusan Gunung Vesuvius pada tahun 79 masehi.
Semua penduduk Kota Pompeii seketika terkubur hidup-hidup oleh abu dan debu vulkanik selama ribuan tahun.
Bahkan seluruh sisa-sisa kota dan jejak para penduduknya yang terlihat seperti patung batu masih bisa Anda temukan hingga hari ini. Lantas bagaimana kronologi lengkap dari peristiwa mengerikan tersebut ya?
Terletak di pantai barat Italia tepatnya sepanjang pantai Teluk Napoli, pemukiman romawi kuno Pompeii dulunya adalah kota yang kaya raya dan ramai, dengan lebih dari sekitar 12.000 penduduk.
Hal ini terbukti dari banyaknya rumah dan vila mewah, gedung-gedung publik yang besar, air mancur yang berkilauan, serta jalanan beraspal yang dipenuhi dengan karya seni yang indah.
Banyak sarjana mengutip Kota Pompeii menjadi pengaruh dalam kebangkitan neo-klasik abad ke-18. Di mana keluarga Inggris yang kaya raya di masanya, meniru bangunan seperti vila-vila yang ada di Pompeii.
(Foto: BBC)
Namun kenyataan bahwa Pompeii termasuk kota dengan arsitektur megah, berbanding terbalik dengan wilayahnya yang terletak sekitar 5 mil dari Gunung Vesuvius. Bahkan gempa bumi juga sering terjadi di kota tersebut.
Meski demikian sebagian besar kekayaan Kota Pompeii berasal dari tanah vulkanisnya yang subur lho! Karena hal itulah kota ini menjadi pusatnya buah zaitun, anggur, dan tanaman lainnya.
Untuk itulah Kota Pompeii tidak pernah sepi dan semakin ramai setiap tahunnya. Para ilmuwan bahkan mengungkapkan, gempa besar yang pernah melanda Kota Pompeii di tahun 63 Masehi, tidak memengaruhi orang-orang untuk berdatangan ke pantai Teluk Napoli ini.
(Foto: BBC)
Sampai 16 tahun setelah gempa terjadi, tepatnya di bulan Agustus tahun 79 Masehi, sejumlah gempa kecil mengguncang wilayah Pompeii. Namun lagi-lagi penduduk Pompeii mengabaikan gempa yang terjadi di sana.
Seorang penulis Pliny the Younger mengungkapkan serangkaian gempa yang sering terjadi di wilayah tersebut membuat penduduknya bersikap santai, dan tidak akan mengira jika itu menjadi pertanda dari bencana paling dahsyat di dunia hingga saat ini.