VIDEO game memang jadi candu bagi para gamers di Indonesia, terutama pria. Bahkan mereka jadi asyik dengan ponselnya untuk menghabiskan waktu bermain game sampai puas dan lupa waktu.
Memang, permainan video meningkat dari segi popularitas, dengan satu laporan menyatakan bahwa sebanyak 1,2 miliar orang diseluruh dunia memainkannya setiap tahun. Tapi tahukah Anda jika terlalu kecanduan games khususnya pria, akan mengurangi gairah seks.

Para ahli mengungkapkan, efek kecanduan main game terhadap penurunan gairah seks pada pria, seperti yang dilansir dari laman Medical Daily.
Hal ini dibuktikan oleh sebuah studi di The Journal of Sexual Medicine yang melibatkan 396 pria usia 18-50 tahun pada tahun 2017. Sebanyak 287 pria mengaku suka bermain video game, sementara 109 lainnya tidak.
Setelah diteliti, ada dua kelompok itu, para ahli menemukan pria yang kecanduan main game cenderung mengalami penurunan gairah seks dibanding pria yang tidak bermain game. Bahkan, mereka mengaku tidak puas saat berhubungan intim dengan pasangannya.
Dan dari penelitian ini disimpulkan, produksi dopamin dalam jumlah besar saat bermain video game, dapat menyebabkan para gamer membangun toleransi terhadap hormon, dampaknya berkurangnya minat pada seks.
"Saya pikir video game mungkin mirip dengan latihan fisik dalam hal ini, penggunaan sesekali mungkin memiliki efek menguntungkan, tetapi ketika beberapa ambang batas antara 'penggunaan sesekali' dan 'penyalahgunaan kronis' dilintasi, efek buruk mungkin terjadi," kata peneliti utama studi tersebut Andrea Sansone.
BACA JUGA:Perancis Segera Gratiskan Kondom, Efektifkah Cegah Penyakit Menular Seksual?
Bermain video game memang tidak selalu buruk, karena penelitian lain menunjukkan kebiasaan itu dapat membantu meningkatkan fungsi kognitif, seperti perhatian dan pemrosesan otak. Satu artikel yang diterbitkan dalam Sage Journals menyarankan bermain video game yang mengharuskan pemain fokus pada target yang bergerak dan membuat keputusan cepat, di mana pada akhirnya membantu memperkuat fungsi kognitif mereka.
Para penulis studi tersebut juga membandingkan video game dengan "permainan otak," game yang dirancang khusus untuk membantu membangun dan memperkuat fungsi kognitif.
Namun, permainan otak sendiri adalah topik yang kontroversial. Meskipun para ilmuwan mengakui kegiatan tertentu, seperti melakukan teka-teki silang dapat membantu menjaga pemain tetap tajam secara mental, permainan lain seperti yang dibuat oleh perusahaan Lumosity, memiliki bukti ilmiah yang kurang solid untuk mendukung validitasnya.
So, sebaiknya jika ingin bermain games Anda harus memiliki batasan agar tak kecanduan, sehingga gairah seks di ranjang tak anjlok.
(Dyah Ratna Meta Novia)