CUCI tangan menggunakan air mengalir dan sabun, adalah salah satu tindak perilaku hidup bersih yang paling sederhana.
Namun meski sederhana, nyatanya kesadaran masyarakat Indonesia untuk mematuhi pedoman cuci tangan pakai sabun (CTPS) masih harus ditingkatkan lagi. Merujuk pada data BPS tahun 2021 memperlihatkan bahwa bahkan di tengah pandemi Covid-19 saja, hanya 75,38 persen masyarakat yang menunjukkan kesadaran untuk mematuhi pedoman CTPS.
Data di atas, memperlihatkan artinya masih butuh digenjot lagi edukasi berkelanjutan untuk menjadikan CTPS sebagai prioritas dalam kebiasaan sehari-hari di kalangan masyarakat.
Padahal, seperti diserukan Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, cuci tangan pakai sabun adalah cara sederhana yang manfaatnya luar biasa untuk kesehatan. terutama untuk mencegah seseorang tertular penyakit menular, contohnya infeksi Covid-19.
“Mencuci tangan menggunakan sabun sebagai salah satu modal utama dalam menunjang kesehatan,” ungkap Menkes Budi, dikutip dari siaran resmi Peringatan Hari Cuci Tangan Sedunia by Lifebuoy, Rabu (19/10/2022).
Manfaatnya terutama untuk mencegah seseorang tertular penyakit menular, contohnya infeksi Covid-19.
“Terlebih di tengah pandemi COVID-19, kebiasaan CTPS telah terbukti menjadi perilaku sederhana yang memiliki dampak luar biasa dalam pencegahan penyakit menular,” tegas Menkes Budi lagi.
Pesan senada juga diungkap ahli kesehatan sekaligus Ketua Satgas Penanganan Covid-19 IDI, Prof. Dr. Zubairi Djoerban, SpPD KHOM. Prof. Zubairi menyoroti, pentingnya kebiasaan CTPS ini terutama pada anak-anak yang saat ini sudah kembali full melakukan sekolah tatap muka.
“Dengan menanamkan CTPS, kita bisa mencegah penularan Covid-19 yang saat ini masih terjadi, meskipun angka kematian sudah sangat menurun. Selain itu, CTPS juga dapat membantu mencegah penyakit-penyakit menular yang lain,” terangnya.
Patut diingat, ada lima momen penting untuk CTPS berlaku bagi orang dewasa dan juga anak-anak, yakni sebelum makan, setelah bermain, setelah batuk atau bersin, setelah dari toilet, dan ketika pulang ke rumah.
“Mari budayakan kebiasaan ini, terutama untuk anak-anak,” pungkas Prof. Zubairi
BACA JUGA:Kemenkes Larang Minum Obat Cair, Masyarakat Diimbau Pilih Tablet atau Kapsul
BACA JUGA:Kemenkes Stop Obat Sirup, Menko PMK: Langkah Yang Bijak
(Rizky Pradita Ananda)