"Kondisi penyakit stroke perdarahan atau kondisi tenggelam atau benturan keras pada wilayah dada dapat menyebabkan terhentinya organ jantung berdetak. Faktor genetik atau keturunan turut mempengaruhi timbulnya kondisi jantung berhenti mendadak. Pahami bahwasannya kondisi henti jantung mendadak dapat terjadi pada semua usia," jelasnya.
Pada pasien henti jantung mendadak yang terselamatkan tentunya, data menunjukan bahwa sebagian besar mereka merasakan gejala berupa pusing, lemas, nyeri dada, sesak napas dan lainnya. Bahkan dari hitungan minggu hingga satu bulan sebelumnya. Konsultasi dengan dokter spesialis melalui pola deteksi dini adalah keharusan.
Sedangkan pencegahan henti jantung mendadak dilakukan dengan menjalani pemeriksaan rutin, melakukan deteksi dini, serta mengelola gaya hidup yang sehat, yaitu menjaga kesehatan jantung seperti tidak merokok atau berhenti merokok, hindari penyebab faktor resiko penyakit obesitas, membatasi konsumsi alkohol dan memastikan asupan makanan sehat untuk organ jantung, termasuk rutin berolahraga dan tentunya mengelola stres dengan baik.
(Dyah Ratna Meta Novia)