Cara masak simpel tapi tricky
Bagi La Ode, yang memasak manok pansoh, menurutnya hidangan ini sangat unik dan sangat Indonesia karena memasaknya harus dengan bambu. Masakan ini pun sangat identik dengan bambu. "Kalau tidak dimasak dengan bambu, misalnya dengan oven, dia tidak bisa lagi disebut manok pansoh. Ditambah lagi, aroma bambu bakar yang khas tak bisa digantikan oleh aroma lain,” katanya.
Menurutnya, menjaga api agar tetap stabil juga perlu trik, yaitu api harus terus ditiup agar tidak mati. "Proses memasak seperti ini membuat kita jadi lebih menghargai nilai sebuah masakan. Ketika prosesnya sudah berhasil dilalui, hingga kemudian makanannya matang, nikmatnya jadi dua kali lipat. Rasanya mewah sekali,” katanya.
Sehat tanpa penyedap
Silvy, yang berasal dari Sulawesi Tengah, mengatakan kuliner masyarakat adat cenderung jarang menggunakan minyak, apalagi dalam jumlah banyak. Minyak yang digunakan adalah minyak alami dari bahan protein, misalnya ayam.
Memasak dengan cepat membuat kandungan vitamin tetap terjaga, seperti memasak manok pansoh mengingat ayamnya sudah dipotong kecil-kecil. Sementara daun kelor yang mampu memperbaiki kondisi gizi buruk di NTT juga hanya perlu dimasak sebentar saja.
Festival kuliner hingga kompetisi memasak
Selain melalui festival kuliner, Silvy memandang reality show kompetisi memasak bisa menjadi kendaraan yang tepat untuk mempromosikan makanan komunitas adat.
Fifin dan La Ode berpendapat kuliner masyarakat adat harus dilestarikan walaupun tidak disajikan dalam sebuah ritual adat. Sementara bagi Jordhi, yang mengakui bahwa generasinya merupakan generasi cepat saji, pameran makanan juga bisa menjadi ajang yang baik untuk memperkenalkan pengunjung pada warisan nusantara.
(Martin Bagya Kertiyasa)