CACAR monyet merupakan salah satu penyakit yang saat ini tengah menjadi sorotan di berbagai negara, termasuk di Indonesia.
Apalagi, semenjak satu kasus penyakit tersebut menyerang seorang pria asal Jakarta berusia 27 tahun yang memiliki riwayat perjalanan luar negeri.
Dokter, Epidemiolog, dan peneliti Indonesia dari Universitas Griffith, Australia, Dr. Dicky Budiman mengatakan, sebenarnya, penyakit Cacar Monyet bisa menyerang siapapun. Namun, dia menyebut, setiap orang memiliki resiko penularan yang berbeda-beda.
“Intinya kalau Monkeypox itu, siapa saja, umur berapa saja, jenis kelamin apa saja, itu bisa terinfeksi Monkeypox. Jelas itu statement intinya yang mendasar. Namun, resikonya berbeda-beda setiap orang atau kelompok,” ujar Dr. Dicky, saat dihubungi MNC Portal Indonesia.
Meski begitu, Dr. Dicky tak menampik, bahwa kelompok gay atau biseksual juga merupakan kelompok yang paling beresiko besar dalam penularan virus Cacar Monyet.
Namun, tidak hanya kedua kelompok tersebut, perilaku seks bebas juga bisa menjadi pemicu terbesar dalam penularan Cacat Monyet.
“Karena risiko yang terbesar saat ini untuk konteks di Indonesia dan di dunia secara umum adalah pada kelompok tertinggi yang paling besar pada kelompok gay maupun biseksual,” terangnya.
“Lelaki yang melakukan hubungan seks dengan laki-laki, termasuk disini sebetulnya laki-laki atau perempuan, intinya jika dia melakukan perilaku yang beresiko dengan orang yang gak dikenal, kontak intim, meskipun pakai kondom, ini kan bukan penyakit menular seksual, tapi penyakit kulit karena kontak tubuh yang intim,” sambungnya.
Dr. Dicky kembali menegaskan, pada intinya, meskipun sumber virus Monkeypox ini berasal dari Afrika, tak menutup kemungkinan kelompok para pelaku seks bebas termasuk gay dan biseksual bisa menciptakan klaster penyakit Monkeypox tersebut.
“Saat ini yang menjadi sumber clusternya yang di luar Afrika, bagi wilayah endemik sebelumnya ini yang di Eropa itu adalah kelompok dari biseksual ini, karena mereka ada event yang didatangi dari berbagai macam wilayah. Inilah yang menjadi sumber penularan atau yang paling beresiko,” paparnya.
BACA JUGA:2 Pasien Cacar Monyet Meninggal, Ternyata Juga Punya Komplikasi!
“Tapi risiko berikut pada pekerja seks, pada pelanggan pekerja seks ya, atau pada sebagian masyarakat kita yang bukan perilaku seks bebas, dengan siapa saja dengan orang yang tidak dikenal seperti itu itu juga berisiko,” lanjutnya.
Dr. Dicky pun menyimpulkan, penularan Cacar Monyet bisa tinggi melalui kontak seksual dengan orang yang terinfeksi virus Monkeypox. Seseorang bisa mengidap cacar monyet ketika melakukan aktivitas seks melalui vagina, oral, maupun anal.
Semua orang, apa pun orientasi seksualnya bisa terjangkit virus monkeypox ketika memiliki kontak erat dengan penderita cacar monyet. Pasalnya, penularan cacar monyet bisa terjadi ketika kamu memeluk, memijat, mencium, dan bahkan bertatap muka lama dengan penderita monkeypox.
“Jadi, bukan hanya pada kelompok ini saja, tapi yang jelas perilakunya (seks bebas) ya harus diperbaiki, bukan masalah memakai masker, cuci tangan, tapi yang namanya perilaku hidup bersih dan sehat itu dalam segala aspek, termasuk dalam aspek hubungan seksual atau perilaku seksualnya,” tegas Dr.Dicky.*
(Dyah Ratna Meta Novia)