Adapun, saat ini maskapai tengah berjuang mengatasi lonjakan orang yang berpergian setelah dua tahun pembatasan pandemi dan pengurangan staf.
Adanya Pandemi Covid-19 membuat Qantas memangkas 20 persen dari total tenaga kerjanya, atau sekitar 6.000 karyawan yang sebagian besar memengaruhi staf perusahaan, darat pada tahun 2020 lalu.
Krisis ini membuat, Hughes mengatakan perusahaan berencana merekrut ribuan staf baru, termasuk petugas darat.
Sementara itu, Robin Hayes, CEO JetBlue, mengatakan pada BBC bahwa perusahaannya mempekerjakan terlalu banyak orang.
Bandara pun mengalami kesulitan, pada Juli lalu, Bandara Heathrow London jadi salah satu yang tersibuk di dunia.
Otoritas mendesak maskapai penerbangan berhenti menjual tiket lagi untuk musim panas.
Pihaknya juga mengatakan akan membatasi jumlah penumpang yang berangkat setiap hari sebanyak 100 ribu orang.
(Kurniawati Hasjanah)