Ia melanjutkan, dari riset tersebut diketahui kalau perempuan Kenya itu banyak sekali memakai sistem lipatan pada busananya. Tak hanya itu, aksesori di leher dan juga kepala jadi ciri khas lain perempuan Kenya.
Bergerak dari sana, Didiet kemudian mengolah inspirasi tersebut menjadi dress yang kental akan wastra Nusantara. Itu kenapa, dia menggunakan kain Sumba dan juga aksesori manik-manik Kalimantan.
"Dari inspirasi tersebut, kami terjemahkan dengan warna yang masuk dengan vibrant Kenya," ungkapnya.
Sementara untuk bahan material dress, Didiet menggunakan bahan dari kain motif Patola Sumba. Sementara itu hiasan di leher dan kepala berasal dari manik-manik Kalimantan.
"Proses pengerjaannya cepat, sekitar 1 bulan beres. Ini karena manik-manik Kalimantan sudah kami miliki, begitu juga dengan kain motif Patola Sumba juga sudah ada," cerita Didiet.
Selain koleksi Didiet Maulana, di Jagantara ini juga ada dress rancangan Mel Akhyar dan beberapa desainer lokal lainnya yang tentu dari setiap dress tersebut punya ciri khas yang menonjolkan karakater desainer, tapi tetap menonjolkan wastra Nusantara itu sendiri.
Tertarik untuk melihat langsung dress yang terinspirasi dari negara-negara luar ini? Silahkan berkunjung ke Jagantara yang diadakan di Ashta Districk 8 SCBD, Jakarta Selatan. Acara ini berlangsung sejak 29 Juli hingga 21 Agustus 2022.
BACA JUGA:Hari Kedua Digelar, Pengunjung Pameran Jagantara Antusias Mengenal Lebih Dalam Kain Nusantara
BACA JUGA:Kenapa Hari Kartini Identik dengan Kebaya? Begini Menurut Desainer Didiet Maulana
(Rizky Pradita Ananda)