Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Ini Alasan Sekarang Makin Banyak Penyakit Baru, Termasuk Cacar Monyet

Muhammad Sukardi , Jurnalis-Senin, 30 Mei 2022 |15:03 WIB
Ini Alasan Sekarang Makin Banyak Penyakit Baru, Termasuk Cacar Monyet
Cacar Monyet Perhatian Khusus Dunia (Foto: Medicaldaily)
A
A
A

PENELITI di seluruh dunia terus mencari tahu dari mana dan bagaimana cacar monyet bisa mewabah di negara non endemis. Padahal, penyakit ini dulunya sulit sekali menginfeksi manusia yang hidup di wilayah luar endemi.

Negara non endemi yang sudan melaporkan kasus cacar monyet ke Badan Kesehatan Dunia (WHO) antara lain Australi, Italia, Belanda, Kanada, Swedia, Inggris, hingga Amerika. Sementara itu, negara endemi cacar monyet yang cukup terkenal salah satunya adalah Kongo.

Lantas, mengapa hal ini bisa terjadi? Kenapa cacar monyet mewabah di negara non endemi?

Cacar Monyet

Menurut Ahli Epidemiologi Griffith University Australia Dicky Budiman, ada banyak kemungkinan, tapi salah satunya adalah perubahan lingkungan akibat ulah manusia itu sendiri.

"Kemunculan penyakit baru, termasuk cacar monyet itu memberi pesan penting bahwa dunia semakin rentan akibat ulah manusia itu sendiri yang mana tanpa sadar atau sadar manusia merusak lingkungan, sehingga ekosistem di bumi ini menjadi tidak berjalan tidak seperti seharusnya," papar Dicky pada MNC Portal, Senin (30/5/2022).

BACA JUGA : Ahli Ungkap Alasan Cacar Monyet Kecil Kemungkinan Jadi Pandemi

BACA JUGA : Kategori Pasien Cacar Monyet dan Gejala yang Harus Diwaspadai

Selain itu, perilaku manusia saat ini sudah semakin dekat dengan hewan yang mana itu malah membuka peluang terciptanya zoonosis baru yang sebelumnya sulit terbentuk. Artinya, penyakit dari hewan ke manusia semakin mungkin terbentuk karena kedekatan manusia dengan hewan.

"Batas manusia dengan hewan semakin tipis. Ini menyebabkan zoonosis semakin mungkin terjadi. Di sisi lain, banyak hewan yang kini punah, tetapi virus yang ada di hewan itu perlu mencari inang baru yang memungkinkan tubuh manusia menjadi 'rumah' barunya karena batas yang semakin tipis tersebut," terang Dicky.

"Karena inangnya mati, si virus pada hewan itu agar bisa bertahan hidup harus mencari 'rumah' baru dan tubuh manusia menjadi tempat yang bisa ditinggali virus," tambahnya.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement