KABAR menggemparkan datang dari Amerika Serikat. Sebanyak 100 alumni dari satu sekolah yang sama terdiagnosis tumor otak. Misteri ini pun perlahan mulai terpecahkan.
Dilaporkan Fox News, pada 1999, ketika Al Lupiano berusia 27 tahun, dia didiagnosis tumor otak "sangat langka" dengan ukuran sangat besar untuk usianya. Tumor otak tersebut dinamakan Acoustic Neuroma (AN).
Musim panas lalu, istri Lupiano dan saudara perempuannya yang sekarang telah meninggal, didiagnosis menderita tumor otak langka juga pada hari yang sama. Istrinya didiagnosa kanker AN abnormal besar, sementara saudara perempuannya didiagnosis Glioblastoma Multiforme (GBM), yang memiliki tingkat insiden 30 per 1 juta orang.
"Ahli saraf mereka, yang telah diakui sebagai pemimpin global dalam bedah saraf oleh World Federation of Neurological Societies, telah merawat dan terlibat dengan puluhan ribu kanker otak dalam karirnya. Menurutnya, kasus yang dialami saya dan istri saya baru pertama kali ditemui," cerita Lupiano, dikutip MNC Portal.

Menjadi kasus pertama karena kanker AN dialami oleh suami istri, dengan kondisi tumor yang sama, baik itu ukuran maupun posisi kanker berada. "Kasus saya dan istri saya ini mungkin 1 per semiliar kasus di dunia," tambahnya.
Karena kejadian itu, ahli saraf Lupiano pun menduga bahwa penyebab munculnya tumor otak bersamaan itu karena faktor lingkungan. Lupiano, istrinya, dan saudara perempuan istrinya tumbuh di lingkungan yang 'tercemar' radiasi.
Lupiano akhirnya sampai pada satu faktor penghubung antara dirinya, istrinya, dan saudara perempuannya yaitu mereka masing-masing bersekolah di Colonia High School di Woodbridge pada 1990-an.
Tetapi Lupiano awalnya tidak yakin bahwa sekolah itu jadi alasannya, sampai dia membuat pengumuman di Facebook agar para alumni yang pernah bersekolah di Colonia menghubunginya secara pribadi.
Singkat cerita, pada 11 April 2022, sebanyak 100 mantan siswa Colonia High School di Woodbridge melaporkan ke Lupiano via Facebook bahwa mereka didiagnosis tumor langka juga. "Ini adalah mimpi buruk. Sebanyak 100 orang terdiagnosa penyakit yang hampir sama yaitu tumor otak. Saya berdoa semoga kita semua menemukan jawaban atas masalah ini," katanya di Facebook.
Tak hanya alumni, menurut Lupiano, ada mantan guru dan staf sekolah juga yang mengalami kondisi kesehatan serupa. Lupiano sendiri kini berprofesi sebagai ilmuwan lingkungan. Dengan dasar ilmu yang dimiliki, dia pun yang memulai pengujian sampel tanah di halaman sekolahnya.
Walikota Woodbridge John McCormack mengatakan bahwa pihaknya mulai membahas persoalan ini dengan Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan Woodbridge, Departemen Perlindungan Lingkungan, dan Badan Pendaftaran Penyakit Zat Beracun.
Ia berharap agar penyelidikan terkait permasalahan ini dianggap lebih serius, karena jika terbukti area sekolah itu mengandung racun radiasi, ini akan membahayakan nyawa manusia lain.
Tak hanya sekolah Colonia High School yang diselidiki, Lupiano juga minta penyelidikan dilakukan ke pabrik Middlesex, New Jersey. Sebab, pabrik tersebut mengurusi bijih uranium Afrika yang mana itu menjadi bahan baku energi atom Amerika Serikat.
Tak hanya uranium, pabrik itu juga mengelola thorium dan berilium antara tahun 1940-an dan 1967, yang merupakan tahun yang sama ketika Sekolah Menengah Colonia dibangun. Pabrik berlokasi tidak jauh dari sekolah.
"Pabrik tersebut diketahui didekontaminasi sesuai standar yang berlaku pada saat itu, meski jejak radioaktif diperkirakan ada dan terbawa angin dan hujan ke sekitar pabrik, termasuk pekarangan rumah atau pun sekolah," lapor Divisi USACE New York di laman resminya.
"Catatan lain mengungkapkan bahwa pada 1948, beberapa bahan yang terkontaminasi radioaktif diangkut dengan truk dari pabrik ke Middlesex Municipal Landfill (MML), satu setengah mil jauhnya. Kemudian, pada 1980-an properti perumahan yang terkontaminasi dibersihkan dan dibuang ke galian tanah yang dikenal sebagai tumpukan Vicinity Properties (VP)," tambah situs tersebut.
Ada kemungkinan bahwa tanah dari pabrik itu dijadikan material untuk membangun sekolah Colonia High School pada 1967. Dari sana dugaan bahwa sekolah tersebut menjadi sumber masalah dari penyakit kanker otak langka yang diidap para alumni.
(Martin Bagya Kertiyasa)