Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Apa Jadinya Jika Cokelat Dikombinasikan dengan Steak dan Salmon?

Novie Fauziah , Jurnalis-Kamis, 17 Maret 2022 |18:33 WIB
Apa Jadinya Jika Cokelat Dikombinasikan dengan Steak dan Salmon?
Steak daging. (Foto: Amuz)
A
A
A

COKELAT biasanya dijadikan hidangan penutup atau camilan. Tapi apa jadinya kalau cokelat dihidangkan bersama steak daging ya?

Misalnya sajian cokelat dalam fine dining di Amuz Gourmet Restaurant, berkolaborasi dengan Embassy Chocolate, brand coklat couverture dari Indonesia. Menyuguhkan hidangan spesial dan mewah terbuat dari cokelat.

Beragam hidangan mulai dari amuse-bouche, salad, dua main course, pre-dessert, dan dessert diracik menggunakan coklat dengan karakteristik,  kegunaan, dan ciri khasnya masing-masing.

Chef Founder/Operation Director at AMUZ Gourmet Group, Chef Gilles Marx mengatakan, bahwa olahan fine dining ini sengaja menggunakan cokelat dengan karakteristik yang khas. Membuat hidangan semakin lezat, dikombinasikan bersama steak dan salmon.

Proses tersebut menghasilkan 6 menu yaitu Light Creamed Mushroom Cappuccino, Rare seared Sashimi Grade Tuna Carpaccio, Oven Roasted Norwegian Salmon Back, Grilled Black Angus Prime Beef Tenderloin, Equatorial Cannoli with Zen Coconut and Mango Chantilly, dan Cinnamon Scented 75 persen Chocolate Jelly, Azalea Coffee Mousse & Oceanic-Hazelnut Crèmeux.

“Contohnya pada hidangan Oven Roasted Norwegian Salmon Back. Hidangan ini menghadirkan white wine sauce yang dibuat dengan campuran Embassy Zen White Chocolate 33 persen untuk memberikan sedikit rasa sweetness dan creaminess,” kata Chef Gilles Marx di AMUZ Gourmet Restaurant, SCBD, Jakarta Selatan, Rabu (16/03/22).

Kemudian pada menu Grilled Black Angus Prime Beef Tenderloin, hidangan ini menggunakan Embassy Continental Blend Dark Chocolate Couverture 75 persen dalam sausnya. Flavor bittersweet/tannic dari cokelat ini mendukung rasa daging yang rich dan peppery-grilled. Lapisan coklat yang rich melengkapi daging, sumsum tulang dan puree wortel.

Ia menjelaskan, proses mengembangkan menu dimulai dengan mencicipi berbagai coklat, dan mengenali flavor profile masing-masing cokelat. Hal ini akan memicu ide untuk berbagai kombinasi yang berbeda, kemudian diuji dan dikembangkan hingga mendapat hasil yang diinginkan.

“Berdasarkan hasil yang didapat, kami merancang menu yang menunjukkan tidak hanya kualitas dan karakter tiap cokelat, tetapi juga tingkat spesifikasi dan kualitas dari bahan serta kepribadian dari Chef yang membuatnya,” terangnya.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement