Penangguhan tersebut sebagian karena kekhawatiran yang dibawa oleh maskapai penerbangan tentang apa yang terjadi pada tahun 2014, ketika sebuah rudal yang ditembakkan dari wilayah yang dikendalikan oleh separatis yang didukung Rusia menjatuhkan sebuah pesawat Malaysia Airlines, MH17, yang menewaskan 298 orang di dalamnya.
Menurut The New York Times, pihak berwenang Ukraina menekankan wilayah udara negara itu tetap terbuka, dan bergegas untuk meyakinkan industri.
Perdana Menteri Ukraina, Denys Shmyhal mengumumkan pada 13 Februari pembentukan dana USD820 atau sekitar Rp11 miliar untuk menutupi asuransi sehingga penerbangan dapat dilanjutkan melalui wilayah udara Ukraina.

Sebagai tanggapan, Ukraine International Airlines mengatakan, meskipun perusahaan asuransi akan berhenti mengasuransikan pesawat untuk penerbangan di atas wilayah udara Ukraina, itu akan terus mengoperasikan penerbangan secara normal berkat kerja sama dengan pemerintah.
Ketegangan di Eropa meningkat setelah Presiden Rusia, Vladimir Putin membuat langkah provokatif dan tak terduga yang diyakini orang dalam telah meningkatkan ancaman perang habis-habisan.
Putin telah secara resmi mengakui dua wilayah Ukraina yang pro-Rusia, yang pemberontak, mengakui mereka sebagai wilayah merdeka, dan segera mengirimkan pasukan untuk penjaga perdamaian.