“Prioritas saya adalah melindungi keluarga saya. Tetapi saya juga berencana untuk menyelamatkan anak-anak saya kemudian kembali untuk membantu Ukraina dengan cara apa pun yang saya bisa," ujarnya.
“Itu mungkin berarti mengorganisir atau bekerja dengan mereka, tetapi mungkin juga berarti mengambil senjata. Saya siap melakukan itu karena Rusia-lah yang agresor," tambahnya.
Stuart, yang telah melatih penggunaan senjata api di lapangan senjata Kiev, mengatakan dia berharap kekacauan jika ketegangan menutup wilayah udara.
“Tidak akan ada penerbangan, jalan akan diblokir, apakah Anda akan bisa mendapatkan bahan bakar untuk mobil Anda? Apakah akan ada uang tunai di mesin perbankan? Hal-hal ini bisa lepas kendali dengan sangat cepat sehingga kita harus berada di pihak yang tepat dari kekacauan ini," sambungnya,
Sean Kelly, ayah dua anak berusia 53 tahun yang telah tinggal di Kiev selama 26 tahun, mengatakan: “Saya muak dengan apa yang dilakukan Putin terhadap teman-teman kami di Ukraina dan akan melakukan segala daya untuk mendukung mereka,".
“Dia telah melukis dirinya sendiri ke sudut ke titik di mana semua orang di sini berharap serangan setiap saat. Dan jika itu terjadi, saya akan bersedia mengangkat senjata dan berjuang untuk Ukraina. Saya akan melakukan apa pun yang saya bisa untuk membantu mereka.”
KLM yang berbasis di Belanda menjadi maskapai pertama yang memerintahkan penghentian segera layanan terjadwal ke Ukraina karena kekhawatiran invasi Rusia.
“Saya akan mengevakuasi keluarga saya terlebih dahulu dengan mengantar mereka ke Odessa di selatan kemudian menempatkan mereka di feri, menyeberangi Laut Hitam ke Turki," ujar bos perusahaan logistik Sean.