UFO Berbentuk Bebek Karet Terekam Pesawat Pengintai, Daya Terbangnya Super Cepat
Laporan UAP Pentagon menegaskan ada banyak pertemuan yang tidak dapat dijelaskan antara militer AS dan UFO dan itu tidak mengesampingkan kemungkinan alien.
Pemburu UFO beramai-ramai tentang rekaman menakutkan yang pertama kali dirilis oleh NY UAP Discussion di YouTube.
"Ketika saya pertama kali melihat rekaman itu, saya langsung tahu bahwa saya memiliki sesuatu yang berharga. Saya tahu objek itu bukan jenis drone konvensional dan benar-benar 'tidak diketahui'," kata Andy, dari NY UAP Discussion.
"Tugas Departemen Keamanan Dalam Negeri adalah mengamati dengan mata yang terlatih, jadi ketika mereka melihat sesuatu seperti ini dan tidak dapat mengidentifikasinya, itu masalah besar."
Dan mantan orang dalam Pentagon Luis Elizondo mengkonfirmasi dalam streaming langsung bahwa video tersebut adalah rekaman sah dari DHS.
Namun Elizondo mengatakan sementara objek tidak diidentifikasi, dia yakin itu bisa menjadi sekelompok balon.
"Namun, itu hanya perspektif awal saya dan itulah sebabnya kami mengembangkan AI yang baik untuk menjadi 100% yakin dalam kasus seperti ini," katanya.
Namun, pakar FLIR Dave Falch juga mempertimbangkan video tersebut dan mengonfirmasi bahwa dia yakin objek itu tetap tidak dapat dijelaskan dan kemungkinan itu bukan pesawat, balon, atau drone.
"Saya benar-benar bingung tentang apa ini," katanya, dalam klip analisis di YouTube.
Falch membandingkan rekaman FLIR dari balon, drone, dan burung dengan video karena tidak ada yang cocok dengan objek yang terlihat dalam video.
Pada Juni, Pentagon merilis laporan Satuan Tugas UAP yang mengungkapkan 144 pertemuan UFO yang tidak dapat dijelaskan dengan militer termasuk UFO berbentuk 'Tic Tac' yang mendengung kapal perang dan pesawat tempur AS.
Laporan secara resmi berjudul "Penilaian Awal: Fenomena Udara Tak Dikenal" dirilis setelah Kongres AS meloloskan RUU oleh pemerintahan Trump. Undang-undang tersebut termasuk permintaan kepada Departemen Pertahanan untuk menerbitkan laporan kepada Komite Intelijen Senat tentang UAP.
(Salman Mardira)
