Lanjut sekira pukul 09.00 WIB, setelah menyusun paket-paket yang akan ia kirimkan ke pelanggan di van putihnya, Febriani keluar dari hub dan memulai harinya mengantar barang di area Kutabumi dan Pasar Kemis, Tangerang, Banten.
Menjadi satu-satunya perempuan yang menjadi kurir di tempatnya bekerja, tak membuat Febriani patah semangat. Bahkan dia pernah dicibir orang terdekat saat pertama kali memulai pekerjaannya jadi kurir.
“Awalnya memang banyak yang mengejek saya. ‘Ah apa bisa kamu perempuan jadi kurir’. Tapi saya mah tutup kuping aja. Yang penting pekerjaan ini halal dan bisa membantu saya menghidupi dan menyekolahkan anak-anak," ujarnya dikutip dari keterangan resmi Lazada.
Karena dia menjalani profesinya dengan senang hati, Febriani pun menuai hasilnya. Dia bahkan menunjukkan hasil tersebut ke banyak orang.
Sekarang sih orang-orang sudah bisa melihat sendiri bagaimana saya berhasil di pekerjaan saya,” ujar Febriani sambil tersenyum dan menunjuk mobil van putihnya.
Bahkan Febriani pun telah memiliki satu mobil van dari hasil jerih payahnya tersebut. Walau seperti mimpi, Febriania senang karena dia mampu mengantarkan lebih banyak lagi paket harian dan pendapatannya meningkat.
“Sungguh terasa seperti mimpi ketika saya pertama kali mengendarai mobil van tersebut. Dengan mobil itu, saya mampu mengantarkan lebih banyak lagi paket harian," ujarnya.
Di samping itu, waktu bersama keluarga pun tetap terpenuhi. Bahkan dia juga bisa hidup bahagia dengan anak-anaknya meski menjalani profesi sebagai kurir.
"Sayapun masih bisa hidup layak bersama anak-anak,” ungkap Febriani.
(Martin Bagya Kertiyasa)