Beberapa warga Australia bahkan telah membawa kasus mereka ke PBB, yang pada bulan April memutuskan bahwa negara yang bersangkutan harus memfasilitasi sekaligus memastikan kembalinya warga negara yang terdampar di negara orang.
Susan Jagoe asal Melbourne, termasuk di antara mereka yang tidak bisa pulang. Dia pindah ke Jakarta bersama suami dan dua anaknya, yang berusia 8 dan 6 tahun, pada Januari 2020. Kedua anaknya adalah pemegang paspor ganda.
Baca juga: Siap Buka Penerbangan Internasional, Maskapai Ini Persoalkan Aturan Karantina
(Foto: Dok. Pribadi/Susan Jagoe)
“Saya biasanya mengunjungi keluarga setiap tahun tetapi tidak sejak Desember 2019,” kata Jagoe.
“Saya pikir jika kami duduk, semuanya akan membaik, tetapi hampir dua tahun lebih buruk dari sebelumnya. Harga tiket pesawat sangat langka dan berkisar antara USD30 ribu atau Rp427 juta hingga USD60 ribu atau sekitar Rp854 juta per orang sekali jalan sejak pembatasan diberlakukan dan Singapura menghentikan transit dari Indonesia,” ungkapnya.
“Ibuku baru saja merayakan ulang tahunnya yang ke-84. Aku hanya ingin melihatnya untuk Natal. Saya tidak akan pernah merekomendasikan (Anda) jatuh cinta dan menikah di luar negeri. Saya hanya berharap kita semua tinggal di satu tempat. Saya merasa sangat tercabik-cabik," tutupnya.
(Rizka Diputra)