DI tengah pandemi Covid-19 yang belum usai, kini bertambah lagi varian baru dari virus corona yakni dengan munculnya varian C.1.2.
Virus Covid-19 dengan kode C.1.2 ini diketahui pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan pada Mei 2021. Penemuan tersebut jelas membuat para ahli kesehatan di seluruh dunia menjadi waspada.

Apalagi mengingat varian C.1.2 diduga lebih menular dan bahkan lebih resisten alias kebal terhadap vaksin Covid-19 dibanding varian lainnya.
Merespon penemuan varian C.1.2., Badan Kesehatan Dunia (WHO) dalam pernyataannya mengungkapkan varian baru tersebut sepertinya tidak menyebar.
“Tampaknya sirkulasinya tak meningkat,” ujar juru bicara WHO, Margaret Harris pada pertemuan diskusi dengan PBB pada Selasa 31 Agustus kemarin, dikutip Reuters, Rabu (1/9/2021).
Oleh karena itu, WHO sendiri sampai saat ini diketahui belum memasukkan varian berlabel C.1.2. ke dalam klasifikasi daftar sebagai varian yang menjadi perhatian atau variant of concern (VoC) WHO.
Sebagai informasi, sejauh ini varian C.1.2 telah teridentifikasi di banyak negara. Mulai dari Afrika Selatan, Republik Demokratik Kongo, Mauritius, Cina, Selandia Baru, Inggris, Swiss, dan juga Portugal.
Berdasarkan hasil pengamatan, varian ini diyakini punya tingkat mutasi yang luar biasa tinggi.
(Dyah Ratna Meta Novia)