BELUM lama ini masyarakat dihebohkan dengan kabar yang menyebut bahwa vaksin Sinovac memiliki efikasi yang rendah sehingga dinilai tidak begitu efektif dalam menjaga tubuh dari infeksi virus Covid-19.
Alhasil banyak masyarakat yang merasa khawatir dan berharap untuk mendapatkan vaksin merek lain untuk melindungi tubuhnya dari Covid-19.

Menjawab hal tersebut, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menjelaskan, efikasi atau periode tahannya setiap vaksin yang ada, masih belum bisa diketahui. Sebab untuk mengetahuinya, dibutuhkan final report dari hasil uji klinis ketiga yang sampai saat ini masih sedang dilakukan di luar negeri.
“Final report hasil uji klinis ketiga, diperkirakan akan keluar sekitar akhir tahun ini untuk vaksin-vaksin yang pertama diluncurkan pada tahun lalu. Pertama keluar itu Pfizer, dan AstraZeneca. Jadi untuk Pfizer dan AstraZeneca akan keluar final reportnya itu di kuartal keempat 2021,” terang Menkes Budi dalam sesi jumpa pers di channel YouTube Seketrariat Presiden, Senin (2/8/2021).
Ia menjelaskan, data yang beredar saat ini mengenai efikasi vaksin Covid-19, hanyalah sebatas add on saja dan tidak bersifat formal. Oleh sebab itu ia berharap masyarakat tidak gampang percaya dan kembali memastikan setiap informasi yang diperoleh harus benar. Sebab jika kebenarannya tidak akurat, sama saja seperti hoax.
“Kita sampaikan, semua analisa dan tulisan itu adalah tidak resmi, sebab yang resmi baru bisa disimpulkan setelah report uji klinis 3 keluar. Sinovac baru akan keluar di akhir tahun ini. Jadi semua hasilnya baru akan tahun pada akhir tahun ini dan pasti kami akan memberikan langkah penanganannya seperti apa. Sebab terlalu banyak spekulasi nantinya akan membingungkan rakyat,” tutupnya.
(Dyah Ratna Meta Novia)