Memberantas kasus penyakit malaria, China disebutkan berjibaku secara intensif dengan skala nasional sejak 2010. Mereka mengerahkan polisi, tentara, dan berbagai petugas lembaga pemerintah untuk memusnahkan penyakit yang dibawa nyamuk berbahaya tersebut.
Sebagai bagian dari kampanye, ilmuwan Tu Youyou meneliti obat-obatan tradisional China untuk senyawa yang aktif melawan malaria. Ia menemukan artemisinin dari apsintus manis (Artemisia annua) yang menjadi obat utama untuk melawan malaria. Temuan ini membuat Tu Youyou meraih Nobel pada 2015.
Baca juga: 3 Penyakit yang Diakibatkan oleh Gigitan Nyamuk
Di sisi lain, meski sudah diumumkan sebagai negara bebas malaria, WHO memperingatkan bahwa penyakit malaria bisa saja kembali muncul di China.
Untuk kondisi terakhir, wilayah yang paling darurat terkait penyakit malaria ada di Afrika. Di sana menyumbang 94 persen dari semua kasus dan kematian akibat malaria.
(Hantoro)