Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Kenali Gejala Keracunan Sianida dan Cara Mengobatinya

Pradita Ananda , Jurnalis-Selasa, 04 Mei 2021 |02:06 WIB
Kenali Gejala Keracunan Sianida dan Cara Mengobatinya
Ilustrasi. (Foto: Shutterstock)
A
A
A

BAGI penggemar serial manga Detektif Conan mungkin sudah terbiasa mendengar sianida yang digunakan untuk meracuni orang. Sianida sendiri baru tenar di dunia nyata ketika digunakan pada kasus kopi sianida beberapa tahun yang lalu.

Melansir situs CDC, Dosis sianida tinggi pun bisa menyebabkan ketidaksadaran dan kematian. Gejala-gejala keracunan sianida adalah sama dengan kondisi keracunan bahan kimia lainnya. 

Ada beberapa gejala pada umumnya yang menunjukkan seseorang keracunan sianida seperti berikut ini.

Gejala ringan:

-Sakit kepala

-Pusing

-Kelemahan

-Kebingungan

-Kelelahan

-Kurangnya koordinasi

Gejala dari dosis yang lebih Tinggi:

-Tekanan darah rendah

-Ketidaksadaran

-Kejang

-Denyut jantung yang lambat

-Kerusakan paru-paru

-Kegagalan pernapasan

-Koma

Lantas, berapa banyak kadar sianida yang bisa mematikan?

Pada dasarnya, menghirup sianida akan lebih mematikan dibanding dengan menelannya. Jika tertelan, sianida bisa mematikan jika mencapai kadar tertentu. Setengah gram sianida bisa mematikan orang dewasa.

Jika menghirup sianida dalam dosisi tinggi, hanya membutuhkan beberapa detik dan bisa membuat Anda tidak lagi sadarkan diri bahkan kematian. Sedangkan, jika sianida tertelan, memungkinkan untuk bisa mendapatkan penanganan medis.

Sianida dengan dosis kecil bisa didetoksifikasi. Misalnya, Anda bisa makan biji apel atau menahan sianida dari asap rokok tanpa sengaja.

Ketika sianida digunakan sebagai racun atau senjata kimia, pengobatan tergantung pada dosis. Dosis tinggi sianida yang dihirup akan mematikan dengan cepat.

Pertolongan pertama bagi orang yang menghirup sianida ialah memberinya udara segar. Sianida yang tertelan bisa diberikan penangkalnya, misalnya vitamin alami B12, hydroxocobalamin, yang akan bereaksi dengan sianida untuk membentuk cyanocobalamin, dan diekskresikan dalam urine.

(Martin Bagya Kertiyasa)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement