Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Baby Blues dan Depresi Beda Lho, Ini Penjelasannya

Diana Rafikasari , Jurnalis-Rabu, 10 Maret 2021 |18:37 WIB
Baby Blues dan Depresi Beda Lho, Ini Penjelasannya
Ilustrasi ibu dan bayinya. (Foto: Freepik)
A
A
A

Perasaan ini seringkali dimulai saat bayi baru lahir berusia 2 atau 3 hari, tetapi cenderung merasa lebih baik saat bayi berusia 1 atau 2 minggu. Jika sedih bertahan lebih lama, atau menjadi lebih buruk dan bukannya membaik, maka mengalami depresi usai melahirkan.

Depresi setelah melahirkan lebih parah dan berlangsung lebih lama daripada baby blues, dan sekira 10 persen wanita mengalaminya. Seseorang lebih mungkin mengalami depresi usai melahirkan jika pernah mengalami serangan depresi atau jika itu menurun dalam keluarga.

Baca juga: Parental Burnout dan Baby Blues, Masalah Pola Asuh yang Sama? 

"Kalau lebih dari satu bulan sampai enggak bisa urus rumah, enggak bisa urus anak, berarti alami depresi pasca-melahirkan. Kalau sudah berat dan gejala semakin parah berarti depresi," ujar dr Daniella.

Lebih lanjut ia menambahkan bahwa depresi setelah melahirkan umumnya ditandai gejala seperti merasa putus asa, sedih, tidak berharga, atau sendirian sepanjang waktu, serta sering menangis.

"Tidak merasa melakukan pekerjaan dengan baik sebagai ibu baru, tidak terikat dengan bayi, tidak bisa makan, tidur, atau merawat bayi karena keputusasaan yang luar biasa. Anda bisa mengalami kecemasan dan serangan panik," pungkasnya.

(Hantoro)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement