Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Ridho Rhoma Gak Kapok Pakai Narkoba, Rehabilitasi Sia-Sia?

Muhammad Sukardi , Jurnalis-Senin, 08 Februari 2021 |11:51 WIB
Ridho Rhoma <i>Gak</i> Kapok Pakai Narkoba, Rehabilitasi Sia-Sia?
Ridho Rhoma (Foto : Instagram/@ridho_rhoma)
A
A
A

Ridho Rhoma enggak kapok menggunakan barang haram. Pada 2017 dia diciduk polisi karena positif sabu dan awal 2021 ini, putra Rhoma Irama tersebut mencoba barang baru, ekstasi.

Ridho Rhoma diamankan Polres Tanjung Priok pada Minggu, 7 Februari 2021. Ia ditangkap di salah satu apartemen di Jakarta Pusat. "Positif amphetamine," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus.

Sebelumnya Ridho Rhoma pernah direhabilitasi di RSKO Cibubur selama 6 bulan 10 hari. Upaya untuk mengontrol adiksinya pada narkoba bisa dikatakan belum berhasil. Pria berusia 32 tahun tersebut kembali terjerumus ke lubang yang sama.

Ridho Rhoma

Mengapa hal tersebut bisa terjadi? Apa kemungkinan terbesarnya sampai Ridho Rhoma masih mencicipi barang haram tersebut dan seperti tak kapok untuk merasakan dinginnya penjara?

Diterangkan Konselor Jenni Jacobsen, kecanduan atau adiksi narkoba sebetulnya secara klinis dikenal dengan gangguan penggunaan zat. "Ini adalah penyakit kronis," katanya di laman The Recovery Village.

Baca Juga : Mengenal Amphetamin, Narkoba yang Bikin Ridho Rhoma Kembali Ditangkap Polisi

Ridho Rhoma

Artinya, kecanduan zat itu serupa dengan diabetes atau hipertensi yang mana penyakit tersebut tidak ada obatnya, namun ada terapi pengobatan untuk mengontrolnya. Bedanya, hipertensi dapat dipantau dengan tes tekanan darah, tapi kecanduan zat itu memengaruhi otak yang berarti sulit untuk mengukurnya.

"Sering kali memantau pengobatan kecanduan itu dilihat dari bagaimana perasaan pasien dan apa yang mereka pikirkan usai tak menyentuh zat terlarang," papar Jacobsen.

"Tidak ada kriteria yang diterima secara universal untuk keefektifan pengobatan, begitu banyak pusat rehabilitasi yang menentukan kesuksesan itu sendiri. Misalnya, seseorang mungkin berhenti menggunakan zat, tapi sifat merusaknya masih ada."

Baca Juga : Ridho Rhoma Narkoba Lagi, Intip 5 Potretnya Sebelum Diciduk Polisi

Di Amerika, seseorang dinyatakan 'sembuh' dari adiksi zat terlarang diatur dalam ketetapan Office of Nationl Drug Control Policy. Apa saja?

1. Terjadinya pengurangan jumlah dan frekuensi penggunaan zat, bahkan berhenti.

2. Pasien meningkatkan pendidikannya.

3. Kesehatan fisik membaik, ditunjukkan dengan lebih sedikit kunjungan medis.

4. Meningkatnya kesehatan mental ditandai dengan suasana hati yang membaik.

5. Hubungan yang lebih baik dengan teman, keluarga, orang yang dicintai, ataupun masyarakat secara umum.

6. Berkurangnya tindakan kriminal.

7. Laporan kecelakaan berkurang sebagai tanda peningkatan keamanan.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement