Senada dengan Dr. Amesh, Dr. Andrew Badley selaku kepala Mayo Clinic’s Covid-19 menyatakan, yang namanya mutasi virus itu adalah hal yang biasa.
“Kita semua tahu, bahwa virus bermutasi 1-2 kali sebulan, jadi ini tidak mengherankan. Beberapa mutasi baru mengkhawatirkan karena meningkatkan kemudahan masuknya virus ke dalam sel dan dapat membantu menyingkirkan antibodi. Tetapi sejauh ini tampaknya tidak menjadi ancaman bagi vaksin,” jelas Dr. Andrew.

Virus SARS-CoV-2 varian baru ini sendiri, dikenal dengan nama B117 disebutkan lebih lanjut diyakini 70 persen lebih menular daripada jenis virus corona yang saat ini beredar di Amerika. Kemungkinan, virus corona varian baru ini juga lah yang jadi biang keladi atas sebanyak 60 persen kasus di London, Inggris.
Meskipun sejauh ini belum ada bukti virus corona itu menyebabkan penyakit yang lebih parah, tapi di sisi lain jenis virus ini dikatakan ternyata mengandung banyak mutasi, salah satunya saat ini yang terjadi di Afrika Selatan.
(Helmi Ade Saputra)