PANDEMI Covid-19 mengubah segalanya. Termasuk gaya traveling seseorang yang harus menerapkan protokol kesehatan.
Banyak kota wisata di Tanah Air telah membuka pintu wisatawan. Seperti Bali, yang menjadi destinasi andalan para turis dengan gaya traveling baru.
Tak hanya tempat wisata, toko-toko dan pub di kawasan Legian Kuta yang sebelumnya tutup, kini perlahan mulai buka. Menerapkan protokol kesehatan yang begitu ketat, pub di Legian mulai ramai pengunjung dengan jumlah terbatas.
“Makanya kita kumpulkan semua pelaku pariwisata. Kuncinya biar transaksi terjadi,” kata Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelengaraan Kegiatan Kemenparekraf, Rizky Handayani Mustafa, Jumat 16 Oktober 2020.
Bekerja sama dengan MNC Group, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menggagas gelaran Indonesia Corporate Travel and Mice (ICTM) sejak Kamis 15 Oktober 2020 hingga Sabtu 17 Oktober 2020.
Di sana transaksi di dunia pariwisata terjadi, buyer (pembeli) merupakan coorporate, perseorangan, maupun wisatawan dihadapkan dengan seller (penjual), pemilik tempat dan agen pariwisata.
Selama seharian, keduanya saling berkomunikasi, seller yang menawarkan sejumlah produk produk mulai dari hotel, paket wisata, hingga lainnya. Mereka kemudian diberi waktu 5 menit untuk mempresentasikan keunggulan tempatnya.
Sales Bali Rural Commune, Pande Widya Rahmadewi mengungkapkan semenjak pandemik dirinya kesulitan mencari sejumlah wisatawan. Ratusan wisatawan asing yang biasanya hadir di sana mulai tak terlihat sejak Maret 2020.
Pandemi Covid-19 juga telah menghancurkan layanan desa wisata yang berada di kawasan Bangli, Bali. Sejak saat itu kunjungan wisata yang biasanya terjadi dua kali seminggu nyaris tak pernah terjadi.
Melalui ICTM, upaya menghidupkan Bali mulai dilakukan melalui gaya traveling baru. Konsep liburan diubah dengan menggunakan protokol kesehatan.