Jagat maya kembali dihebohkan oleh video viral yang menampilkan sejumlah pendaki gunung sedang 'dugeml' di salah satu bukit yang dijadikan lokasi camping. Video tersebut sontak menjadi bahan perbincangan publik setelah diunggah ulang oleh akun Instagram @mountesia.
Dalam keterangannya, diduga kuat bahwa 'dugem' yang dilakukan para pendaki itu diabadikan di kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat.
"Beredar video di beberapa platform sosmed, sejumlah muda-mudi pendaki melakukan ‘dugem massal’ di salah satu Bukit yang dijadikan lokasi camping, diduga di wilayah Lombok Timur," tulis @mountnesia.
Hingga saat ini, belum diketahui secara pasti kapan aksi dugem tersebut terjadi. Namun menurut pantauan akun pengelola Savana Propok Lombok, bahwa pihak pengelola bukit mengaku geram dengan aksi-aksi seperti ini.
Informasi terakhir yang diberikan oleh salah satu pengunjung, disebutkan bahwa kejadian itu berlangsung pada Sabtu, 1 Agustus 2020.
"Kebetulan ada pengunjung yg juga memvideokan dari jauh," tulis @mountnesia.
Sebagai komunitas pencinta gunung Indonesia, @mountnesia juga mengimbau agar para pendaki senantiasa menjaga perilaku dan kebersihan alam di tempat pendakian mereka.
"Siapapun pelakunya berapapun jumlahnya, tindakan seperti sangat tidak terpuji. Alam harusnya dijaga, keindahannya dipelihara, tidak dengan tindakan yang tidak-tidak. Namun, tidak serta merta juga kita mengedepankan bully," tulis @Mountnesia.
"Para pelaku harus diberi peringatan dan edukasi dengan cara-cara yg persuasif, tegas. Karena pelakunya tidak hanya satu, butuh upaya extra dari semua pihak," tandasnya.
Hingga berita ini dituliskan, video tersebut telah menarik perhatian ribuan netizen Indonesia. Mereka turut mengecam tindakan tidak terpuji yang dilakukan oleh sekelompok pendaki di Gunung Rinjani itu.

"Semoga semua basecamp di Indonesia melarang membawa pengeras suara, speaker, dan semacamnya," tulis akun masrahmadhidayat.
"Pengen dibilang kereng tapi salah tempat malah keliatan g*blok," tulis akun hafiztf_.
"Waktu simaksi kan ninggal KTP dan di data satu per sau siapa yang akan nanjak. Nah dari sih kita bisa Blacklist siapa saja yang nggak boleh ke bukit itu lagi dari data yang diinggal per tanggal itu. Semoga bermanfaat," tulis akun mtaufiqqqq.
"Pada gak punya akhlaq yaa begini. Dugem noh di club!," tulis akun ddeebynb.
"Di kira yang digunung tuh dia doang apa ya? Hewan-hewan kan pendengarannya jauh lebih sensirif. Sungguh manusia itu sangat egois," tulis akun gerraldkevin.
(Helmi Ade Saputra)