Baru-baru ini muncul wacana pendaki laki-laki dan perempuan di Gunung Rinjani akan dipisah. Artinya, laki-laki dan perempuan harus mendirikan tenda di area yang berbeda ketika kemping.
Isu pemisahan pendaki di Gunung Rinjani ini muncul seiring dengan pengembangan wisata halal yang diterapkan di Nusa Tenggara Barat. Namun kemudian menjadi pro kontra di kalangan masyarakat.
Saat dimintai keterangan terkait hal ini, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi NTB, H. Lalu Mohammad Faozal mengatakan pemisahan pendaki non muhrim tersebut tidak akan diterapkan.
"Tidak ada. Cuma yang kita sepakati Rinjani itu pada hari Jumat aja tidak ada pendakian. Kalau pemisahan (pendaki) tidak ada," ujar Faozal saat dihubungi Okezone melalui sambungan telefon, Kamis (20/6/2019).
Ia mengakui, awalnya ide tersebut muncul dari masyarakat di sekitar Gunung Rinjani. Namun akan sulit menerapkan menerapkan hal tersebut kepada para pendaki.
"Permintaan itu datang dari sebagian masyarakat di Sembalun saja. Sekarang tidak ada. Permintaan begitu tapi kan tidak mungkin kita pisah," tandasnya.