GAYA hidup masyarakat yang cenderung konsumtif memang membuat orang banyak mengalami penyakit. Apalagi dengan kebiasaan orang Indonesia mengonsumsi nasi.
Pasalnya, nasi yang tinggi karbohidrat membuat banyak orang terkena diabetes. Angka Kemenkes mencatat Indonesia menempati urutan ke-6 dari sepuluh negara dengan jumlah pasien diabetes tertinggi, yakni 10,3 juta pasien per tahun 2017 dan diperkirakan akan meningkat menjadi 16,7 juta pasien per tahun 2045.
Nah, para penderita diabetes pun tidak boleh terlalu banyak mengonsumi gula. Tapi, bukan berarti Anda tidak bisa merasakan makanan enak dan lezat setiap harinya.
Makanan tersebut dipastikan aman agar gula darah tetap terkendali. Idealnya Anda harus memilih resep yang lebih rendah karbohidrat dan lebih tinggi protein, lemak sehat, dan serat.
Berikut resep yang bisa untuk Anda coba, seperti dilansir dari Instagram ahli gizi dan ahli diabetes, Mary Ellen Phipps, ahli diet terdaftar yang juga mengidap diabetes tipe 1, @milknhoneynutrition.
Pilihan untuk sarapan
Pilihan sarapan khas seperti sereal, muffin, dan bahkan granola bar sering tidak ramah diabetes, karena gula rafinasi dan kandungan pati mereka, yang dapat menyebabkan kadar gula darah tidak stabil.
“Telur adalah pilihan penuh protein untuk sarapan,” kata Nicole Villeneuve, seorang pelatih gaya hidup pencegahan diabetes yang bersertifikat di PlateJoy.
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa diet rendah karbohidrat yang dipasangkan dengan asupan lemak moderat dapat sangat efektif untuk meningkatkan kontrol glikemik. Bahkan dapat membantu penderita diabetes mengurangi pengobatan mereka.
“Dengan kurang dari 5 gram karbohidrat bersih (total karbohidrat dikurangi serat) dan beberapa lemak dari kombinasi keju yang lezat, ini adalah cara yang bagus untuk memulai perjalanan itu,” kata Villeneuve kepada Healthline.
Sebagai bonus, asparagus juga bisa menambahkan dorongan serat dan merupakan anti-inflamasi alami. Ini dapat membantu mengurangi kondisi kronis lainnya yang terkait dengan diabetes, seperti penyakit jantung dan radang sendi, menurut Villeneuve.