Terlepas dari itu, Okezone coba mewawancarai Psikolog Klinis Meity Arianty untuk menjelaskan apakah TikTok Syndrome itu benar ada atau memang benar itu hanya bercandaan semata.
Diterangkan Mei, sapaan akrabnya, jika dilihat sekilas, gejala yang ditunjukan remaja itu serupa dengan masalah saraf yang dikenal dengan nama Tourette Syndrome. Kondisi ini membuat pasien tak bisa mengontrol tubuhnya, sehingga dia kerap mengeluarkan gerakan tanpa disadari.
"Karena kalau dari videonya, si remaja ini saja pas minum tubuhnya tetap joget-joget. Ini memperlihatkan gejala Tourette Syndrome atau TIC," terangnya pada Okezone, Jumat (26/6/2020).
Lantas, apakah memang penderita TIC memerlukan obat penenang? Mei menjelaskan, mereka butuh kalau memang kondisinya sudah sangat mengganggu. "Tapi, pasien TIC banyak yang enggak minum obat, tapi mereka terapi. Nah, terkait dengan apakah TikTok Syndrome ini masuk dalam ketagori TIC apa enggak, itu harus diuji lebih lanjut oleh dokter saraf," terangnya.
Di sisi lain, Mei coba menuturkan apa itu penyakit TIC. Menurutnya, sampai saat ini penyebab TIC belum diketahui secara pasti. Namun, sejumlah dugaan menyebutkan bahwa TIC muncul karena:
1. Adanya kelainan pada daerah otak.
2. Sistem syaraf otak.
3. Genetik.
4. Gangguan yang dialami ibu saat hamil dan dalam kondisi stress.
5. Faktor psikologis seseorang, misalnya sangat cemas dan depresi.
6. Infeksi kuman.
7. Beberapa kondisi anak ADHD, OCD, dan gangguan tingkah laku.
8. Imitasi (biasanya perilaku yang terjadi pada anak-anak yang mencontoh orang di sekitarnya).