Kebanyakan orang menghubungkan infeksi COVID-19 hanya dengan gejala sakit pernapasan, seperti demam, batuk, atau kelelahan.
Tetapi sekarang banyak pasien yang tertular virus corona mengalami gejala neurologis seperti sakit kepala dan pusing, serta masalah jantung, komplikasi ginjal. Terbaru pembekuan darah atau penggumpalan darah.
Pasien dengan kasus ringan, gumpalan darah terlihat seperti tersebar di seluruh tubuh. Hal tersebut mengakibatkan ruam atau bengkak, jari kaki memerah. Sedangkan pada kasus yang lebih parah, gumpalan darah dapat menyumbat arteri dan memicu serangan jantung atau stroke.
Sejauh ini belum jelas kenapa banyak pasien COVID-19 di rumah sakit yang mengalami pembekuan darah ini. Satu studi bahkan menemukan, hampir sepertiga dari pasien COVID-19 dalam perawatan intensif mengalami pembekuan darah (clotting).
Melihat situasi ini, para dokter kemudian memiliki beberapa teori tentang hubungan COVID-19 penyebab terjadinya gumpalan darah di dalam tubuh. Seperti dilansir Huffingtonpost, berikut ulasan singkat empat hal yang harus diketahui tentang COVID-19 dan pembekuan darah.
1. Ukuran kecil dan tersebar
Temuan yang tak lazim pada pasien COVID-19 yang mengalami pembekuan darah, gumpalan darahnya berukuran kecil dan tersebar di banyak tempat. Para dokter melihat banyak gumpalan kecil terbentuk sebagian besar di paru-paru tetapi ada juga di kaki, telapak kaki dan tepat di bawah permukaan kulit.
Dokter Matthew Heinz, ahli penyakit dalam di Tucson Medical Center mengatakan, tampaknya pembekuan darah pada pasien COVID-19 terjadi apa yang disebut dengan efek mikro-trombotik (pembekuan kecil). Meski ukurannya kecil, tapi justru gumpalan darah kecil tersebut sebenarnya bisa menjadi indikasi bahwa penyakit yang jauh lebih parah sedang terjadi. Bahkan bisa jadi menyebabkan terjadinya pembekuan kecil di arteri koroner, sehingga memicu serangan jantung. Sedangkan pembekuan darah di arteri kecil otak, bisa mengakibatkan stroke.
2. Virus corona lain terkait dengan pembekuan darah
Dijelaskan ahli penyakit jantung Yale Medicine, dokter Hyung Chun, jenis virus corona lain contohnya corona penyebab SARS juga terkait dengan pembekuan darah. Virus corona SARS merusak lapisan dalam arteri dan vena ( endotelium vaskular) yang mencegah darah bisa mencapai paru-paru. Pada beberapa pasien, hal tersebut bisa memicu infark paru, yakni matinya jaringan paru-paru.
Analisis lain dari SARS, ditemukan sekira 49 persen pasien mengembangkan trombositosis, yaitu suatu kondisi yang menyebabkan gumpalan darah muncul secara spontan. Lain lagi dengan penyakit MERS, diperkirakan sekira 36 persen pasien mengalami gangguan pembekuan darah.
Selain itu, pasien MERS yang parah, mengalami komplikasi yang disebut koagulasi intravaskular diseminata. Kondisi gumpalan darah kecil terbentuk di seluruh aliran darah dan menghalangi aliran pembuluh darah kecil. Mengingat kesamaan antara virus yang menyebabkan SARS, MERS dan COVID-19, para peneliti memperkirakan adanya komplikasi pembekuan darah yang serupa.