Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

80% Pasien COVID-19 di AS Meninggal Usai Pakai Ventilator

Muhammad Sukardi , Jurnalis-Kamis, 16 April 2020 |09:49 WIB
80% Pasien COVID-19 di AS Meninggal Usai Pakai Ventilator
Pasien COVID-19 gunakan ventilator (Foto : Reuters)
A
A
A

Salah satu perawatan medis yang diberikan ke pasien COVID-19 adalah ventilator. Alat ini bertujuan untuk memperlancar sistem pernapasan pasien yang terganggu akibat infeksi virus SARS-CoV-2019.

Namun, perawatan tersebut malah jadi bumerang untuk pasien COVID-19. Menurut laporan Business Insider, 80 persen pasien positif corona malah tewas akibat treatment tersebut. Asosiasi dokter pun menyarankan untuk stop menggunakan ventilator dalam perawatan COVID-19.

Dalam laporan The Associated Press (AP), beberapa dokter kini sudah mulai meninggalkan ventilator sebagai bagian dari perawatan pasien COVID-19. Ini sejalan dengan keluarnya data jumlah kasus meninggal akibat perawatan medis tersebut.

Ventilator sendiri merupakan alat mesin yang digunakan untuk membawa oksigen ke paru-paru pasien. Alat ini biasanya digunakan untuk pasien dengan kondisi penyakit pernapasan yang sangat parah.

Pasien COVID-19

Meski terdengar cukup membantu, Pejabat New York City mengatakan bahwa ventilator menjadi penyebab meninggalnya 80% pasien COVID-19. Ini juga menjadi penyebab kematian tertinggi di Amerika Serikat.

Selain Amerika, negara lain yang mengonfirmasi bahayanya ventilator adalah China dan Inggris. Sehingga, dengan fakta ini laporan tersebut menegaskan, mempergunakan ventilator sebagai bagian dari penyembuhan pasien COVID-19 adalah langkah yang sangat salah.

Sekali lagi, ventilator hanya diperuntukkan untuk pasien penyakit pernapasan yang sangat parah, ketika alat ini digunakan untuk sembarang pasien, yang terjadi adalah kegagalan pernapasan yang berujung kematian.

Lantas, apa solusi yang bisa dilakukan untuk membantu proses pernapasan pasien COVID-19?

Dokter Joseph Habboushe, seorang dokter pengobatan darurat di Manhattan menjelaskan dengan tegas bahwa proses intubasi yang diberikan ke pasien COVID-19 malah memperburuk kondisi mereka. Dengan begitu, ia pun menyarankan untuk tidak menggunakan ventilator.

"Usahakan untuk tidak mengintubasi pasien COVID-19. Mereka itu akan jauh lebih cepat proses penyembuhannya jika tidak menggunakan ventilator," paparnya.

Karena itu, dalam laporan AP, upaya yang bisa dilakukan dokter untuk membantu proses pernapasan pasien COVID-19 adalah dengan mendapatkan oksigen dari tabung oksigen, oksigen yang ditujukan langsung ke paru-paru, atau menambahkan oksida nitrat ke dalam perawatan oksigen untuk meningkatan aliran darah pasien.

(Helmi Ade Saputra)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement