Hoax COVID-19 dianggap lebih membahayakan daripada virus itu sendiri. Semakin mudahnya masyarakat mengakses informasi, memungkinkan mereka mendapatkan informasi yang keliru atau hoax.
Bahkan, di awal wabah ini mencuat, Badan Kesehatan Dunia (WHO) sempat mengeluarkan pernyataan 'Infodemic' terkait COVID-19. Maksudnya adalah WHO lebih mengkhawatirkan masyarakat mendapatkan informasi hoax yang itu malah merugikan. Beberapa isu diskriminatif pun jadi fokus WHO.
Nah, untuk melawan hoax COVID-19, WHO melakukan cara yang bisa dikatakan sangat kekinian. Tidak hanya memberikan informasi yang benar melalui konfrensi pers setiap harinya, tetapi juga menggunakan TikTok.
Ya, seperti laporan dari Engadget, WHO belum lama ini bergabung dengan TikTok dan video pertama yang mereka unggah ditujukan untuk mengurangi risiko penyebaran COVID-19 dan meluruskannya.
Mereka menjelaskan bagaimana Anda dapat melindungi diri sendiri dan orang lain terhadap virus, cara menggunakan masker dan apakah Anda memerlukan masker atau tidak - yang terpenting, WHO menekankan bahwa Anda tidak memerlukan masker jika Anda tidak mengalami gejala.
we’ve teamed up with @WHO to get you the trusted health info you need pic.twitter.com/If0aqoj9VH
— TikTok (@tiktok_us) February 29, 2020
Video yang WHO buat tentu tidak akan bersaing dengan tutorial tari terbaru atau klip komentar politik dalam hal gaya, meski begitu mereka tampaknya mendapatkan audiens. Ya, video awal berhasil memiliki lebih dari 6,5 juta penonton, sedangkan yang kedua memiliki lebih dari 252.000 penonton.
Gizmodo mencatat bahwa ini bukan organisasi dunia pertama yang menggunakan TikTok untuk melawan informasi hoax. Palang Merah dan Unicef sudah melakukannya terlebih dulu. Namun, penting bagi WHO untuk bergabung dengan jejaring sosial sejak awal.
WHO berharap agar TikTok menjadi wadah masyarakat di media sosial mendapatkan akses cepat ke sumber yang tepat ketika mencari informasi mengenai COVID-19. Kehadiran WHO di TikTok bisa menjadi sangat penting untuk memberikan fakta.