MUSIM hujan dan banjir seperti saat ini, banyak penyakit yang mengancam kesehatan kita apalagi anak-anak. Salah satunya adalah penyakit Leptospirosis, yang menjadi ancaman pada anak-anak.
Apalagi tidak sedikit anak-anak yang dengan bebasnya, bermain-main dan berenang di air banjir yang sangat kotor.
Leptospirosis sendiri, adalah infeksi bakteri leptospira yang dibawa oleh hewan tertentu, contohnya tikus. Dikeluarkan melalui air urin, sehingga bisa mengkontaminasi air dan tanah di lingkungan sekitar penduduk.
Jangan salah, leptospirosis pada anak nyatanya sangat berbahaya. Disebutkan oleh Dr. dr. Nastiti. Sp. A (K) selaku dokter spesialis anak, saking bahayanya, bahkan leptospirosis ini bisa menyebabkan kematian.

“Bisa menyebabkan sampai meninggal atau enggak? Iya bisa,” tegas Dr. dr. Nastiti kata ditemui di kawasan Menteng, Jakarta Pusat.
Mengingat risiko kematian yang mengintai di penyakit leptospirosis pada anak ini. Maka sudah sepatutnya para orangtua tidak abai tentang gejala yang dialami oleh anak.
Apalagi, gejala leptospirosis ini baru terlihat beberapa hari kemudian. Bahkan di beberapa kasus, bisa juga baru terlihat satu bulan kemudian. Alias tidak selalu serta-merta bisa terlihat langsung sesaat setelah terkena kontak dengan air banjir.
Sederet gejala parah harus diwaspadai oleh orangtua, agar anak tidak terlambat ditangani oleh dokter. selain demam tinggi, sesak nafas, dan punya riwayat kejang saat demam.
Lantas, apa saja yang menjadi indikator bahwa tanda-tanda tersebut sudah di titik bahaya, dan anak harus segera dibawa ke rumah sakit?
“Anak enggak mau minum, enggak mau nyusu air susu ibunya. Muntah, dikasih makan atau minum sekali masuk langsung muntah. Dehidrasi juga, tandanya mata anak kelihatan cekung dan buang airnya jarang. Kuning, itu awal livernya sudah kena," katanya.
"Sehingga meninggal, karena terjadinya kegagalan hati sebab fungsi hatinya tidak berfungsi,” jelas Dr. dr. Nastiti.
(Martin Bagya Kertiyasa)