Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Pasca Banjir Sumbar, Kemenkes Catat Ratusan Kasus Demam 

Kurniasih Miftakhul Jannah , Jurnalis-Rabu, 03 Desember 2025 |11:34 WIB
Pasca Banjir Sumbar, Kemenkes Catat Ratusan Kasus Demam 
Pasca Banjir Sumbar, Kemenkes Catat Ratusan Kasus Demam (Foto: Okezone)
A
A
A

JAKARTA - Kementeria Kesehatan mencatat wilayah Sumatera Barat mengalami kasus demam tertinggi di antara tiga provinsi terdampak banjir dan longsor di Sumatera. Pada periode 25–29 November 2025, tercatat 376 kasus demam dari lima kabupaten: Pasaman, Pasaman Barat, Agam, Pesisir Selatan, dan Tanah Datar.

Keluhan kesehatan lain yang banyak dilaporkan meliputi myalgia 201 kasus, gatal 120 kasus, dispepsia 118 kasus, ISPA 116 kasus, hipertensi 77 kasus, luka 62 kasus, sakit kepala 46 kasus, serta diare dan asma masing-masing 40 kasus.

Di Sumatera Utara, pola serupa terjadi. Kabupaten Tapanuli Selatan mencatat 277 kasus demam, diikuti myalgia 151 kasus, gatal 150 kasus, dispepsia 94 kasus, ISPA 96 kasus, hipertensi 75 kasus, luka-luka 45 kasus, sakit kepala 23 kasus, diare 23 kasus, dan asma 3 kasus (periode 25 November–1 Desember 2025).

Sementara itu, Aceh menunjukkan pola berbeda. Dari data di Kabupaten Pidie Jaya (25–30 November 2025), keluhan tertinggi ialah luka-luka 35 kasus, disusul ISPA 15 kasus dan diare 6 kasus.

Kepala Pusat Krisis Kesehatan, Agus Jamaludin, menyebut tingginya kasus demam menandakan kondisi lingkungan dan tempat tinggal yang belum pulih sepenuhnya pascabencana.

“Demam adalah keluhan yang paling cepat meningkat setelah banjir, terutama ketika tempat pengungsian padat dan akses air bersih terbatas. Disebabkan juga karena pelindung tubuh yang kurang memadai selama mengungsi,” ujarnya dilansir dari laman Kemenkes, Rabu (3/12/2025).

Agus memastikan Kemenkes telah mengirim tenaga kesehatan dan logistik tambahan ke wilayah terdampak.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement