Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Kisah Lisa, Tatung Cantik dalam Perayaan Cap Go Meh di Bengkayang

Ade Putra , Jurnalis-Sabtu, 08 Februari 2020 |11:30 WIB
Kisah Lisa, Tatung Cantik dalam Perayaan Cap Go Meh di Bengkayang
Novalia Lisa. Foto: Ade Putra/Okezone
A
A
A

Perempuan berdarah Tionghoa tersebut menekuni perannya jadi tatung sejak masih duduk di bangku sekolah dasar (SD). Awalnya, rasa penasaran dan tertarik saat melihat atraksi orangtuanya yang membuat dia terjun menjadi tatung. "Saya tertarik menjadi tatung perempuan. Karena ini sudah turun-temurun, dari kakek saya, mama saya, dan papa saya," tuturnya kepada Okezone.

Selain menjadi tradisi, menjadi tatung adalah upaya Lisa yang ingin memperluas dan memperkenalkan budaya masyarakat Tionghoa serta melestarikannya. "Saya ingin melestarikan budaya dengan menonjolkan kepada masyarakat bahwa budaya Tionghoa juga memiliki budaya yang sangat indah. Sama dengan budaya etnis lainnya," ucapnya.

Lebih lanjut, Lisa mengaku bahwa awalnya ia sempat takut jadi tatung. Karena kala itu, Aji yang sering mengikuti orangtuanya tampil atau atraksi, melihat ada beberapa yang terluka akibat benda tajam ini. "Awalnya saja, setelah itu, tahun berikutnya saya langsung ikut menjadi tatung," jelasnya.

Tampil Memukau

Penampilan Lisa sebagai tatung memukau warga yang menyaksikannya hari ini. Ia mengaku dirasuki empat sampai lima dewa saat beraksi. "Yang lebih dominan (merasuki, red) seperti ada Dewa Nezha, Dewi Ular, dan Dewa Mabuk," ucapnya.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement