Sang pemilik restoran tersebut mengaku tidak mampu membayar kompensasi yang lebih tinggi sesuai dengan permintaan pelanggannya tersebut. Hal ini disebabkan karena demam babi Afrika yang secara signifikan memengaruhi populasi babi di China. Oleh sebab itu kompensasi dengan nilai besar yang diminta pelanggan tersebut dapat merusak bisnis kulinernya.

Meski demikian hal yang paling ditakutkan dari insiden ini adalah efek kesehatan bagi pelanggan yang tidak sengaja mengonsumsinya. Sang pemilik berharap pelanggannya tidak mengalami sakit akibat kotoran babi itu dan segera mencapai kesepakatan damai antara kedua belah pihak.
(Dinno Baskoro)