Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Jodoh di Tangan Uang, Gagal Nikah Gara-Gara Camer Minta Rp200 Juta

Dimas Andhika Fikri , Jurnalis-Selasa, 03 Desember 2019 |04:15 WIB
Jodoh di Tangan Uang, Gagal Nikah Gara-Gara Camer Minta Rp200 Juta
Ilustrasi. (Foto: Shutterstock)
A
A
A

Terhalang uang panai

Memasuki tahun ke-5 pacaran, Baso dan Besse sempat ingin membawa hubungan mereka ke jenjang yang lebih serius. Untungnya, sejak SMA, Baso sudah kenal baik dengan kedua orangtua Besse.

Tapi tak disangka, rencana pernikahan inilah yang membuat Baso semakin yakin untuk mengakhiri hubungan dengan Besse. Hal tersebut tidak terlepas dari sejumlah tuntutan yang diajukan kedua orangtua Besse.

"Di adat Bugis itu ada yang namanya uang panai. Jadi kalau ada yang mau nikah, calon mempelai pria harus memberikan sejumlah uang kepada calon besan. Waktu itu mereka minta Rp200 juta. Biaya ini belum termasuk resepsi pernikahan dan tetek bengek lainnya," tutur Baso.

 Sosok yang selama ini ia anggap baik dan ramah, ternyata masih berorientasi pada materi.

Mendengar pernyataan tersebut, Baso merasa kecewa berat. Sosok yang selama ini ia anggap baik dan ramah, ternyata masih berorientasi pada materi.

Namun, ia tidak bisa menyalahkan hal itu sepenuhnya kepada mereka. Uang panai memang tradisi yang telah dilakukan warga Bugis turun temurun. Apalagi, ayah Besse keturunan bangsawan dengan gelar 'Andi'. Mau tidak mau, tradisi ini harus tetap dijalankan.

Di sisi lain, Baso juga dituntut untuk segera menyelesaikan kuliahnya. "Disuruh cepat lulus, dan cepat kerja karena waktu itu Besse juga sudah lanjut S2. Padahal kan saya telat kuliah gara-gara dia juga. Orang lain SP (semester pendek) saya malah ke Makassar. Sampai saya bohongi orangtua bilang SP padahal ke Makassar," papar Baso.

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement