Dalam tempo dua tahun putrinya yang bernama Zhaoruoyi mulai mengalami sakit kepala dan batuk dan akhirnya kehilangan nafsu makan. Mereka juga menyalahkan penggunaan formaldehyde yang menyebabkan putrinya mengalami leukemia. Sejak didiagnosis bocah berusia 14 tahun tersebut juga telah dirawat di Rumah Sakit Rakyat Provinsi Sichuan.
“Bagian yang paling sulit adalah ketika ia berhenti makan. Saya tidak tahu apa yang ingin ia makan. Dia tidak akan makan apapun. Saya tidak bisa menyerah terhadap situasi itu. Saya percaya obat dapat menyembuhkannya. Itu satu-satunya halan ke depan. saya percaya bahwa putri saya akan pulih,” terang Gao.

Karena sebagaian penderita leukemia berasal dari keluarga miskin, Zhou yang juga menjabat sebagai direktur kantor manajemen awal rumah sakit mengatur penggalangan dana untuk membantu menutupi biaya pengobatan yang sangat tinggi. Tak hanya itu Zhou juga membentuk tim untuk menghilangkan formaldehyde pada rumah-rumah yang baru direnovasi di Chengdu.
Tim terdiri dari lima hingga 10 orang dan mereka akan menyemprotkan zat penghapus formaldehyde ke furniture, dinding dan area lain yang terdampak untuk menertralkan bahan kimi berbahaya tersebut. Tim ini menghasilkan sekira 300 yuan atau Rp600 ribu per hari untuk melakukan pekerjaan ini. Selain itu proyek ini juga dapat membantu untuk meningkatkan kesadaran masyarakat rentang risiko leukemia yang disebabkan oleh renovasi.
(Helmi Ade Saputra)