Mei coba menuturkan beberapa kondisi kliennya yang memutuskan lepas perawan sebelum menikah dan apa yang mereka rasakan.
"Benar, perempuan yang lepas keperawanannya sebelum menikah mengalami gangguan psikologis seperti ada perasaan tidak nyaman, merasa tidak dihargai dan berharga, cemas akan hamil, cemas akan persepsi orang lain bahkan orangtua, cemas terhadap penyakit kelamin, dan ketakutan menghadapi masa depan terkait pasangan hidup," ungkap Mei.

Kondisi perasaan seperti itu membuat para perempuan yang melepaskan keperawanan sebelum menikah akan mudah curiga dengan pasangannya, sensitif terhadap banyak hal khususnya pasangannya, mudah marah, selalu merasa ada yang ganjal, stres, mudah sedih, pesimis, malas melakukan aktivitas, depresi, dan yang paling parah persepsi untuk bunuh diri yang semakin nyata.
"Malah, kalau kita bahas lebih jauh lagi, kondisi yang demikian akan memberi dampak ke si perempuan nantinya. Ia memiliki masalah yang belum selesai dan akan mempengaruhi kehidupan rumah tangganya di kemudian hari, baik pada pasangan sahnya atau anak-anaknya," ungkap Mei.
Psikolog satu ini menegaskan, ketika si perempuan memutuskan untuk lepas keperawanan sebelum menikah, ia akan merasa berbeda atau merasa tidak sama dengan dirinya yang sebelumnya.